Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menegaskan bahwa pihaknya belum pernah mendengar mengenai adanya rencana kudeta oleh sejumlah purnawirawan TNI, namun bila itu terjadi pemerintah siap menghadapinya.

"Kalau ada kudeta, kita siap hadapi dengan kekuatan militer," katanya disela penyelenggaraan Dialog Pertahanan Internasional di Jakarta, Rabu.

Ia mengaku belum pernah mendengar adanya rencana sejumlah purnawirawan jenderal TNI, yang ingin menggulingkan pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan menggunakan kelompok Islam garis keras.

"Tidak pernah kita (pemerintah) mendengar rencana itu. Tidak pernah ada laporan yang masuk ke kita soal adanya kudeta," kata Purnomo.

Namun demikian, pemerintah akan terus memantau perkembangan di lapangan, menggunakan perangkat keamanan untuk memerinci kebenaran informasi tersebut. Purnomo menegaskan, pemerintah akan menghadapi rencana itu dengan kekuatan militer.

"Saat ini, pemerintah belum akan mengambil tindakan apa pun hingga ada data dan informasi yang rinci tentang rencana kudeta tersebut," katanya.

Sebelumnya, Al Jazeera melaporkan adanya sejumlah purnawirawan jenderal bintang tiga di Indonesia di balik gerakan anti-Ahmadiyah serta kekerasan terhadap jemaatnya. Para jenderal itu diam-diam mendukung organisasi itu karena memiliki tujuan sama yakni menjatuhkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dari kekuasaannya.

"Dia (datang) ngasih support saja," kata Pimpinan Gerakan Reformasi Islam (Garis) Chep Hernawan seperti dikutip dari laporan investigasi Al Jazeera, Selasa (22/3) kemarin. "Dia mengatakan jihad tetap harus jalan terus. Kita tidak boleh mundur sampai pembohong itu jatuh."

Menurut pengakuan Chep, para purnawirawan jenderal mendekatinya akhir Januari, atau sekitar sebulan sebelum kekerasan terhadap jemaat Ahmadiyah di Cikeusik terjadi. Sang Jenderal muak dengan kebohongan pemerintahan Yudhoyono. "Para bintang tiga ini (bertanya) apa yang diangkat untuk menumbangkan Susilo Bambang Yudhoyono. Isunya apa? Kasus Century tidak mampu? Barangkali isu Ahmadiyah."

Dari pengakuan itu, jurnalis Al Jazeera Step Vassen menyebut, sang Jenderal pun mendukung gerakan organisasi Islam. Sang Jenderal menganggap Yudhoyono terlalu lemah dan terlalu reformis.

(R018/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011