Libreville (ANTARA) - Utusan PBB mengatakan kepada pemimpin militer Gabon bahwa institusi PBB siap untuk mendukung negara tersebut untuk transisi kembali ke tatanan konstitusional usai kudeta yang mengakhiri kediktatoran dinasti keluarga Bongo.

Para petinggi militer merebut kekuasaan pada 30 Agustus, membatalkan hasil pemilu dalam hitungan menit setelah diumumkan bahwa Presiden Ali Bongo memenangkan pemilu, yang disebut militer tidak kredibel.

Bongo yang telah berkuasa sejak 2009, meneruskan kepemimpinan ayahnya Omar Bongo yang sebelumnya memimpin selama 42 tahun.

Kudeta itu disambut dengan perayaan di ibukota Libreville. Pada 4 September, Jenderal Brice Oligui Nguema disumpah depan hakim sebagai presiden sementara, yang menjanjikan pemilu yang bebas dan adil namun tidak memberikan jadwal mengenai pelaksanaannya.
Baca juga: Uni Afrika tangguhkan keanggotaan Gabon

Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB di Afrika tengah, Abdou Abarry, bertemu Nguema di Libreville pada Rabu dan mengatakan bahwa PBB akan membantu negara itu memulai baru.

"Segera setelah kita tahu peta jalannya, jadwal, segera setelah pemerintahan ditunjuk, badan-badan PBB berbeda akan menghubungi dan lanjut mendukung Gabon," ujarnya setelah pertemuan itu, dalam pidato yang disiarkan televisi Gabon 24 TV.

Kudeta di Gabon, negara penghasil minyak dengan populasi 2,3 juta orang, merupakan kudeta yang kedelapan dalam tiga tahun di Afrika barat dan tengah, meski berlangsung berbeda dari perebutan kekuasaan oleh militer yang terakhir di Niger.

Tidak seperti Niger, Gabon tidak terlihat menyuarakan sentimen anti-Prancis, pro-Rusia, dan para jenderal berkuasa di Libreville telah terlihat terbuka untuk dialog dengan organisasi internasional yang ditolak oleh penguasa militer di Niamey, ibukota Niger.
Baca juga: Para pemimpin Afrika berusaha sikapi kudeta Gabon

Blok regional Afrika tengah, ECCAS, membekukan keanggotaan Gabon pada Senin, tetapi mengirim presiden Republik Afrika Tengah, Fautin-Archange Touadera, sebagai perwakilan untuk bertemu Nguema.

Touadera mengatakan kepada para reporter bahwa ia juga bertemu Ali Bongo dengan izin Nguema.

Ia tidak memberikan keterangan apa pun mengenai keadaan Bongo atau apa yang diinginkannya, dan hanya mengungkap bahwa pertemuan itu membuahkan hasil.

Bongo menjadi tahanan rumah setelah kudeta, namun junta mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Rabu bahwa dia sekarang bebas dan bisa bepergian ke luar negeri untuk pemeriksaan kesehatan jika diinginkan.

Baca juga: Gabon tunggu langkah junta berikutnya setelah gulingkan Presiden Bongo

Sumber: Reuters

Penerjemah: Arie Novarina
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023