Jakarta (ANTARA News) - Wacana menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi ASEAN tampaknya akan sulit direalisasikan karena beragamnya bahasa di dalam ASEAN dan tidak semua negara memakainya.

"Menurut saya, akan sangat sulit, kalaupun terjadi, pasti akan memakan waktu  yang sangat lama," kata seorang anggota delegasi Filipina dalam KTT ASEAN ke 18 di  Jakarta kepada Antara News, Minggu.

Menurutnya, jika bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa resmi ASEAN, maka warga  negara lain harus belajar bahasa Indonesia karena Bahasa Indonesia hanya digunakan Indonesia. 

Dia tidak tahu bahwa Bahasa Indonesia satu rumpun dengan bahasa Melayu yang menjadi bahasa nasional Malaysia dan Brunei, selain juga Singapura.  Bahkan mayoritas warga Thailand selatan juga bisa menggunakan bahasa Melayu

"Bahasa Indonesia hanya digunakan oleh orang Indonesia. Bagi kami orang  Filipina, kami harus belajar lagi Bahasa Indonesia, dan itu akan memakan waktu  lama," paparnya lebih jauh, seraya mewanti-wanti untuk tak mengutipkan namanya.

Menurutnya, sebaiknya ASEAN tetap menggunakan Bahasa Inggris dalam pergaulan di  antara anggotanya karena Bahasa Inggris telah digunakan sejak lama.

"Mengapa tidak menggunakan Bahasa Inggris saja? Bukankah kita telah lama  menggunakan Bahasa Inggris, baik dalam pergaulan di ASEAN maupun dunia?" kata perempuan dari kementrian perdagangan Filipina itu.

Filipina sendiri menggunakan Bahasa Tagalog dan Bahasa Inggris sebagai bahasa resminya.(*)

Berty

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011