Semarang (ANTARANews) - Universitas Negeri Semarang mencoret 598 calon mahasiswa dari Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) jalur undangan karena mangkir dari keharusan melaporkan diri hingga batas terakhir 1 Juni ini.

"Lapor diri bagi calon mahasiswa dari SNMPTN undangan berlangsung 31 Mei hingga 1 Juni 2011 dan sifatnya wajib tanpa kecuali, tidak boleh diwakilkan," kata Pembantu Rektor I Unnes, Agus Wahyudin, di Semarang, Rabu.

Ia menyebutkan total calon mahasiswa dari SNMPTN undangan yang diterima sebanyak 3.495 orang di delapan fakultas yang dimiliki, namun yang melakukan lapor diri sampai batas akhir hanya 2.897 calon mahasiswa.

Sebanyak 598 calon mahasiswa tidak hadir saat lapor diri, kata dia, sehingga automatis dicoret atau dinyatakan gugur dari seleksi, dan kekurangan mahasiswa sebanyak itu akan diambilkan dari jalur SNMPTN tulis.

Ia merinci 598 mahasiswa yang dicoret itu, yakni Fakultas MIPA sebanyak 44 orang, Fakultas Bahasa dan Seni sebanyak 122 orang, Fakultas Ilmu Pendidikan sebanyak 54 orang, dan Fakultas Hukum sebanyak 61 orang.

"Dari Fakultas Ilmu Sosial dicoret 70 orang, Fakultas Teknik dicoret 79 orang, Fakultas Ekonomi 85 orang, dan Fakultas Ilmu Keolahragaan dicoret sebanyak 83 calon mahasiswa," kata Agus.

Menurut dia, pihaknya sebenarnya sudah memberikan kesempatan bagi mahasiswa yang belum bisa lapor diri pada hari pertama (31/5) bisa melakukan lapor diri pada hari ini (1/7), namun tetap saja tidak ada yang datang.

Ditanya sebab ketidakhadiran calon mahasiswa saat lapor diri, ia mengatakan kemungkinan mereka memilih mencoba lagi di SNMPTN tulis yang waktu pelaksanaannya memang bersamaan dengan pelaksanaan lapor diri.

Akan tetapi, ia mengakui beberapa calon mahasiswa dari SNMPTN undangan yang tidak hadir saat lapor diri memang ada yang beralasan karena sakit, karena itu pihaknya akan melakukan pengecekan secara lebih lanjut.

"Secara normatif, calon mahasiswa dari SNMPTN undangan yang tidak datang saat lapor diri dinyatakan gugur, ya peraturan memang seperti itu. Kalaupun ada yang memang benar-benar sakit ditangani secara kasuistik," katanya.

Agus menjelaskan pihaknya tidak hanya mendasarkan pada surat keterangan dokter, namun akan melakukan pengecekan lebih lanjut, termasuk meminta konfirmasi dokter yang menangani calon mahasiswa bersangkutan.

(KR-ZLS/M028)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011