Ini adalah bagian dari komitmen Unnes dalam mengakselerasi kualitas pendidikan tinggi
Semarang (ANTARA) - Universitas Negeri Semarang (Unnes) mengukuhkan enam guru besar baru dalam berbagai bidang kepakaran yang tersebar di empat fakultas yang dimiliki sehingga kini memiliki total 124 profesor.

Rektor Unnes Prof S Martono, di Semarang, Rabu, mengatakan bahwa keenam profesor itu merupakan para ilmuwan yang karya dan inovasinya telah diakui secara nasional maupun internasional.

Enam profesor tersebut, yakni Prof Wardono, Prof Sugianto, dan Prof Lisdiana (Fakultas MIPA Unnes), Prof Harry Pramono (Fakultas Ilmu Keolahragaan Unnes), Prof Hari Bakti Mardikantoro (Fakultas Bahasa dan Seni Unnes), dan Prof Tjaturahono Budi Sanjoto (FISIP Unnes).

Baca juga: Guru besar dari Jepang kuliah umum terkait AI di Poliban Kalsel

"Ini adalah bagian dari komitmen Unnes dalam mengakselerasi kualitas pendidikan tinggi," kata Martono, menyampaikan kebanggaannya atas bertambahnya profesor di kampus berwawasan konservasi itu.

Menurut dia, kepakaran ilmuwan memiliki dua elemen, yakni kompetensi dan pengakuan publik yang keduanya tidak terpisahkan satu sama lain, dan para profesor diharapkan terus mengukuhkan kepakarannya.

Kompetensi berkaitan dengan pengetahuan dan keahlian khusus yang dimiliki seseorang dalam bidang pekerjaan atau keilmuan tertentu. Adapun pengakuan publik berkaitan dengan keberterimaan atas keahlian yang dimiliki tersebut.

"Dua dimensi tersebut tidak bisa saling terpisah satu sama lain. Selain terus meningkatkan kompetensi, kami juga terus mengokohkan publik melalui karya-karya yang bermanfaat dan berdampak bagi masyarakat," katanya.

Berikut kepakaran dan latar belakang keilmuan enam profesor baru Unnes:

1. Prof Wardono dari FMIPA Unnes merupakan pakar pembelajaran matematika yang terus berinovasi membuat pelajaran yang kerap dianggap momok anak-anak itu menjadi asyik, mudah, dan menyenangkan.

Baca juga: Guru Besar IPB: Pangan lokal jawaban dalam bangun kedaulatan pangan

2. Prof Sugianto dari FMIPA adalah peneliti tentang sintesis material semikonduktor wide bandgap berbasis gallium nitrida dan zinc oksida, mempelajari sifat-sifatnya, dan potensi aplikasinya.

3. Prof Lisdiana dari FMIPA merupakan ahli ilmu anatomi dan fisiologi yang fokus mempelajari "addict recovery", dengan salah satu inovasinya adalah menemukan pemanfaatan kandungan vitamin C dan antioksidan pada kulit rambutan sebagai agen pengeliminir kerusakan organ akibat nikotin, khususnya paparan asap rokok dan vape sehingga berharap temuannya dapat membantu pemulihan kerusakan organ pada para pecandu.

4. Prof Harry Pramono dari FIK dikenal ahli pendidikan jasmani yang menginisiasi pembelajaran berbasis case method dan problem based learning yang terbukti efektif dalam pengembangan pemikiran kritis, analitis, dan sesuai dengan kondisi di masyarakat.

5. Prof Hari Bakti Mardikantoro dari FBS adalah profesor ilmu sosiolinguistik, dengan ketertarikannya mempelajari permasalahan kebahasaan di Indonesia yang unik dengan latar belakang penuturnya yang multilingual dan multikultural.

6. Prof Tjaturahono Budi Sanjoto dari FISIP adalah ahli penginderaan jauh, dengan produk inovasinya, yakni Stereoskup Cermin Geolab STK RPK-018 dengan 30 kali perbesaran yang telah memperoleh hak paten sederhana, dan menaruh perhatian khusus pada kajian geografi lingkungan dalam penanganan mangrove di Indonesia.

Baca juga: UIN Ar-Raniry Banda Aceh tambah dua guru besar

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023