Kupang (ANTARA News) - Sebanyak 900 jiwa dari sekitar 250 kepala keluarga transmigran asal Kalimantan, Timor-Timur dan warga NTT di Desa Uluwae Kecamatan Bajawa Utara, Kabupaten Ngada Nusa Tenggara Timur dilanda kelaparan, akibat anomali iklim yang menyebabkan gagal panen.

"Dampak anomali iklim berkepanjangan dan lokasi transmigran yang gersang membuat sekitar 180 dari 250 kepala keluarga transmigran hanya bisa pasrah dengan keadaan yang mendera selama dua tahun terkahir ini," kata relawan sosial untuk Masyarakat di kawasan terpencil Liberius Langsinus, ketika dihubungi dari Ruteng, Manggarai-Flores, Minggu.

Ia dihubungi setelah bersama 10 rekannya pada 29-31 Agustus 2011 mengunjungi warga transmigran di kawasan itu, setelah mendapat pengaduan langsung dari warga lokal sekitar (70 KK) yang memilih meninggalkan pemukiman itu dan pulang kampung halaman semula, karena tidak sanggup bertahan di lokasi transmigrasi itu.

Untuk mempertahankan hidup, warga transmigran ini terpaksa mencari umbi-umbian dari hutan sekitar untuuk direbus dan dimakan bersama daun pepaya.

Ia mengatakan pada 2010 mereka bertahan dengan mengonsumsi pisang dari kebun warga setempat, namun kini pisang-pisang itu pun sudah mati karerna ketiadaan air.
(*)

 

  



Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011