Trinkot, Afghanistan (ANTARA News/Xinhua-OANA) - Lima warga sipil Afghanistan, termasuk empat anak-anak, kehilangan nyawa mereka pada saat sebuah bom pinggir jalan menghantam sebuah kendaraan sipil di Provinsi Uruzgan, 370 kilometer selatan ibu kota Afghanistan Kabul pada Senin (5/12), kata polisi.

Insiden tragis itu terjadi pada sekitar pukul 15.15 waktu setempat di Kabupaten Chora dan mengakibatkan lima warga sipil termasuk empat anak dan seorang wanita tewas," kata juru bicara polisi provinsi Mohammad Farid Aael kepada Xinhua.

Enam orang lagi, termasuk dua anak, seorang wanita dan tiga pria menderita luka-luka dalam insiden itu, katanya menambahkan.

Dia juga menyalahkan musuh-musuh perdamaian, istilah yang digunakan bagi Taliban oleh para pejabat Afghanistan untuk merancang serangan itu, namun pihak yang memerangi pemerintah Afghanistan itu belum membuat komentar.

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), jumlah warga sipil yang tewas dalam kekerasan di Afghanistan naik 15 persen pada enam bulan pertama tahun ini menjadi 1.462, dan gerlyawan dituduh bertanggung jawab atas 80 persen dari angka kematian tersebut.

Konflik meningkat di Afghanistan dengan jumlah kematian sipil dan militer mencapai tingkat tertinggi tahun lalu ketika kekerasan yang dikobarkan Taliban meluas dari wilayah tradisional di selatan dan timur ke daerah-daerah barat dan utara yang dulu stabil.

Sebanyak 711 prajurit asing tewas dalam perang di Afghanistan sepanjang tahun lalu, yang menjadikan 2010 sebagai tahun paling mematikan bagi pasukan asing, menurut hitungan AFP berdasarkan atas situs independen icasualties.org.

Jumlah kematian sipil juga meningkat, dan Kementerian Dalam Negeri Afghanistan mengumumkan bahwa 2.043 warga sipil tewas pada 2010 akibat serangan Taliban dan operasi militer yang ditujukan pada gerilyawan.

Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al Qaida Osama bin Laden, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.

Sekira 130.000 personel Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO yang berasal dari puluhan negara berada di Afghanistan untuk membantu pemerintah Kabul memerangi pemberontakan Taliban dan sekutunya.

Selain itu, sekira 521 prajurit asing tewas sepanjang 2009, yang menjadikan tahun itu sebagai tahun mematikan bagi pasukan internasional sejak invasi pimpinan AS pada 2001 dan membuat dukungan publik Barat terhadap perang itu merosot.
(Uu.H-AK)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011