Saya tidak tahu mengapa produk crude palm oil (CPO) kita masih ditolak. Mereka selalu memproteksi produk-produk mereka di mana mereka merasa tersaingi.
Jakarta (ANTARA News) - Isu yang dimunculkan Amerika Serikat bahwa kelapa sawit produksi Indonesia merupakan produk tidak ramah lingkungan diperkirakan hanya strategi untuk melindungi produk minyak dalam negeri negara tersebut.

"Saya tidak tahu mengapa produk crude palm oil (CPO) kita masih ditolak. Mereka selalu memproteksi produk-produk mereka di mana mereka merasa tersaingi," kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia Sofjan Wanandi saat ditemui usai acara APEC Business Advisory Council (ABAC), di Jakarta, Kamis.

Selain Amerika Serikat, Eropa juga melakukan larangan impor produk CPO Indonesia. Sofjan menduga AS dan Eropa khawatir CPO Indonesia dengan harga yang murah akan mengganggu pasar dalam negeri mereka.

"Mereka takut CPO kan paling murah, mereka takut pasar mereka rusak, padahal CPO adalah kekuatan ekonomi dan produk kita untuk bersaing dengan produk internasional," katanya.

Adanya isu produk kelapa sawit Indonesia merupakan produk yang tidak ramah lingkungan, menurut dia merupakan dugaan yang tidak mendasar karena telah ada penelitian yang dilakukan oleh Indonesia bekerja sama dengan Malaysia yang membantah isu tersebut. Meski demikian pihaknya mengakui bahwa hasil penelitian tersebut kurang mendapat publikasi.

Sementara Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan pemerintah akan melakukan negosiasi terkait penolakan CPO dalam forum ABAC dan APEC.

"Kan ada banyak masalah yang masih perlu dilobi. Misalnya AS yang menawarkan kita untuk masuk ke Trans Pasific Partnership (TPP)," katanya.

Menurut dia, pemerintah harus bisa memanfaatkan momentum APEC yang akan diselenggarakan pada Oktober 2013 karena akan dihadiri oleh lebih dari 20 kepala negara.

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013