Kita harus bangga menjadi bagian bangsa Indonesia..."
Kupang (ANTARA News) - Pemasangan bendera merah putih menyambut Perayaan Kemerdekaan RI ke-68 berlangsung semarak di Desa Belo dan Tuapukan, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, yang dikenal sebagai kompleks warga eks pengungsian Timor-Timur pasca eksodus 1999.

Seperti disaksikan di pusat pengungsian itu Jumat pagi, kompleks perumahan warga bahkan kantor-kantor dan unit kerja pemerintah seperti kantor desa dan camat semuanya memasang bendera merah putih, dan umbul-umbul sebagai simbol merayakan hari kemerdekaan.

"Kami melakukan itu atas kesadaran tanpa diimbau dan disuruh, sebagai warga negara Indonesia dan bukti cinta dan hormat kami akan perjuangan para pahlawan pada jaman itu," kata Zicu Zoares, warga Indonesia Baru salah satu penghuni komplek di arah Timur sekitar 20 km arah Selatan Kota Kupang itu.

Ia mengatakan tidak sempat mengikuti upacara bendera pada peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan pagi ini bersama warga desa lainnya, karena sedang kurang fit.

"Meski pun tidak sempat mengikuti upacara bendera pada puncak pagi ini, 17 Agustus, namun dirinya menyadari benar akan apa yang terjadi pada hari ini merupakan bentuk penghormatan sesungguhnya dan ungkapan syukur atas kemerdekaan yang diraihnya," katanya.

Warga lokal lainnya yang tinggal bersebelahan di kompleks warga eks Timtim itu, Andi Ndolu, mengakui nasionalisme warga Indonesia itu baru pada setiap menjelang HUT Proklamasi Kemerdekaan RI.

Terpisah Joze (30) warga eks Timtim lainnya mengaku mengikuti Upacara HUT Republik Indonesia ke-68 yang berlangsung penuh khidmat sehingga semakin menimbulkan rasa nasionalisme, apalagi ketika lagu Indonesia Raya berkumandang mengiringi penaikan bendera Sang Merah Putih.

"Kebangsaan Indonesia bukanlah kebangsaan Maluku, Flores, Papua, Bali, Jawa, Sulawesi, Sumatra, Kalimantan dan lainnya, tetapi kebangsaan yang utuh dan satu, yakni kebangsaan Indonesia," kata Joze yang juga abdi negara di Pemerintah Kabupaten Kupang itu.

Ia mengaku bangga dengan bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai suku, agama dan budaya. Keanekaragaman itu telah menjadi kekuatan bagi persatuan bangsa karena Indonesia berdiri dari pluralisme yang dimiliki.

"Kita harus bangga menjadi bagian bangsa Indonesia dan tetap menanamkan tekad `harga mati` bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam hidup berbangsa dan bermasyarakat," ujarnya.

"Tekad itu terus menggelora dalam sanubari setiap kami yang telah menjadi warga negara Indonesia dengan bahu membahu bekerja keras membangun Indonesia, termasuk," katanya.

Kerja keras itu perlu didorong juga oleh semangat nasionalisme sebagai wujud hormat dan penghargaan atas jasa-jasa para pahlawan Kemerdekaan, tambahya.

Menurut dia, nasionalisme adalah rasa cinta, penghargaan dan rasa bangga yang dimiliki oleh masyarakat terhadap negaranya. Untuk itu, semakin tinggi kecintaan masyarakat terhadap bangsanya, maka hal tersebut menandai tumbuhnya nasionalisme.

Pewarta: Hironimus Bifel
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013