Jakarta (ANTARA News) - PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) kini resmi milik pemerintah sepenuhnya setelah penandatanganan kesepakatan pengambilalihan perusahaan Proyek Asahan tersebut antara Indonesia dan Jepang.

Menteri Perindustrian MS Hidayat mewakili pemerintah Indonesia melakukan penandatanganan persetujuan pengambilalihan Inalum yang berlangsung di Ruang Garuda, Gedung Kementerian Perindustrian, di Jakarta, Senin.

Kesepakatan atas Inalum itu harus menunggu berminggu-minggu sejak 31 Oktober 2013 hingga hari ini.

Sebelumnya, rencana pengambilalihan perusahaan tersebut direncanakan terlaksana pada akhir Oktober tapi berlarut karena ada beberapa kesepakatan yang belum selesai.

Proyek Asahan merupakan kerja sama Indonesia-Jepang untuk mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Kabupaten Toba Samosir dan Pabrik Peleburan Aluminium (PPA) di Kuala Tanjung, Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara.

Masa operasional PT Inalum adalah 30 tahun mulai 1 November 1983-31 Oktober 2013 sesuai "Master Agreement" Proyek Asahan.

Porsi kepemilikan saham beberapa kali mengalami perubahan hingga terakhir adalah 41,13 persen dimiliki pemerintah dan 58,87 persen dikuasai investor Jepang. (*)

Inalum sesuai desain awal berkapasitas produksi 225 ribu ton aluminium ingot per tahun dengan kapasitas sumber listrik PLTA Asahan II terpasang 640 Megawatt. (*)

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013