Kita jangan tunda lagi (reformasi struktural) karena kepercayaan dunia pada Indonesia adalah kalau kita lakukan reformasi struktural."
Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menilai reformasi struktural di Indonesia perlu disegerakan untuk meyakinkan kepada dunia internasional akan kondisi perekonomian di Tanah Air.

"Kita jangan tunda lagi (reformasi struktural) karena kepercayaan dunia pada Indonesia adalah kalau kita lakukan reformasi struktural," ujar Agus saat menjadi pembicara dalam sebuah seminar di Jakarta, Rabu malam.

Menurut Agus, pada periode dana murah (quantitative easing) yang dikucurkan oleh bank sentral Amerika The Fed dari 2008 hingga 2013, upaya reformasi struktural di dalam negeri relatif berjalan lambat.

"Indonesia yang paling utama itu perbaiki ekonominya dengan reformasi struktural. Ketika quantitative easing pada 2008 sampai 2014 reformasi struktural agak pelan kita jalankan," kata Agus.

Agus menuturkan, kendati bukan merupakan pekerjaan rumah yang mudah, reformasi struktural tidak boleh ditinggalkan oleh pemerintah untuk membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi berkualitas dan berkesinambungan.

"Paling sulit adalah mengelola subsidi energi kita, baik BBM (bahan bakar minyak) maupun listrik dengan lebih baik. Selain itu, tentunya perbaikan infrastruktur dan sistem pangan serta perbaikan daya saing ekonomi kita," ujar Agus.

Agus menambahkan, pekerjaan rumah lain yang perlu diperhatikan yakni terkait pendalaman pasar keuangan di Indonesia. Ia menyoroti perlu adanya komitmen dari semua pihak baik para eksportir dengan melepas dana valasnya maupun regulator dengan aturan yang lebih baik.

"Sehingga kita tidak perlu melakukan jual beli dengan valas, harusnya semua itu bisa dikonversi ke rupiah," kata Agus.  (C005)

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014