Jakarta (ANTARA News) - Hubungan pemerintah Republik Indonesia dengan pemerintah Kerajaan Belanda telah mencapai tingkat kemitraan menyeluruh atau "comprehensive partnership" dengan cakupan bidang kerja sama yang lebih luas, kata Duta Besar Indonesia untuk Belanda, Retno L.P. Marsudi.

"Hubungan antara Indonesia dan Belanda saat ini sedang dalam kondisi terbaik," kata Duta Besar Retno L.P Marsudi dalam diskusi yang diselenggarakan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Belanda baru-baru ini.

Dia menjelaskan, indikator yang cukup signifikan berkaitan dengan kuatnya kerja sama kedua negara tersebut adalah kunjungan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte ke Indonesia pada November tahun lalu, yang salah satu agendanya adalah penanda tanganan kesepakatan kemitraan menyeluruh yang mencakup format 5+6.

Angka lima pada format 5+6 menunjukan lima bidang utama yaitu perdagangan dan investasi, infrastruktur dan logistik, pengelolaan sumber daya air, ketahanan pangan serta pendidikan, kata Dubes Retno.

Sementara itu angka enam menunjukan enam bidang kerja sama yang meliputi pariwisata, kesehatan, industri, energi, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kerja sama trilateral dalam konteks pembangunan bersama negara lain.

"Comprehensive partnership antara Indonesia dan Belanda ini adalah bentuk kerja sama yang sangat dalam dan sangat serius, karena tidak mungkin kedua negara mempunyai comprehensive partnership apabila kedua negara tersebut tidak punya rasa percaya antara keduanya," ujar Retno Marsudi.

Dia menjelaskan, di masa lalu kerja sama Indonesia dan Belanda terbangun berdasarkan peran sebagai negara penerima dan negara donor. Namun saat ini, dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil bahkan cenderung meningkat, hubungan kenegaraan tersebut telah juga mencakup kerja sama trilateral di mana Indonesia berpotensi membantu negara lain yang membutuhkan.

Beberapa Proyek
Bentuk hubungan baru Indonesia dengan negeri kincir angin tersebut telah memunculkan beberapa proyek yang berkaitan dengan konstruksi dan manajemen perairan.

Di bidang konstruksi Indonesia dan Belanda menyepakati perjanjian kerja sama proyek pembuatan lima pulau (daratan) baru di sekitar pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya yang nantinya akan dibangun kawasan industri.

"Proyek pembuatan pulau baru ini senilai 20 juta euro," kata Danang Waskito, Sekretaris Pertama Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya, Kedutaan Besar Republik Indonesia.

Dia mengatakan, kerja sama tersebut disepakati Antara PT Pelindo III dan perusahaan konstruksi Belanda, Van Oord.

Kesepakatan tersebut ditandatangani pada saat kunjungan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte ke Indonesia pada 19 sampai 22 November 2013 lalu. Saat itu Mark Rutte didampingi oleh Menteri Perdagangan Luar Negeri dan Kerja Sama Pembangunan, Lilianne Ploumen serta Menteri Pertanian, Sharon Djiksma.

Selain proyek yang akan dikerjakan di Surabaya tersebut, ke dua negara ini juga menyepakati kerja sama pembuatan rencana induk pembangunan "National Capital Integrated Coastal Development" (NCICD) atau wilayah pesisir terintegrasi ibukota nasional dengan membangun tanggul laut raksasa di kawasan Jakarta.

"Proyek ini bertujuan menangani banjir dan mendukung pembangunan berkelanjutan di Jakarta," kata Danang seraya menambahkan bahwa rencana induk itu disusun oleh para ahli Indonesia dan Belanda.

Kerja sama komprehensif juga disepakati untuk bidang perikanan dan "aquaculture" atau budidaya air, yang melibatkan Kementerian Perikanan Budidaya Belanda dan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia.

"Dari kesepakatan kerja sama tersebut, terlihat adanya babak baru hubungan yang menekankan visi jangka panjang di mana Indonesia dan Belanda akan bergerak maju bersama-sama mengisi berbagai peluang kerjasama di bidang ekonomi, politik dan budaya," ujar Danang.

Inspirasi
Kerja sama Indonesia dan Belanda yang telah dirambah di segala sektor pembangunan menjadi sumber inspirasi dan semangat bagi para pelajar Indonesia yang tengah menempuh pendidikan tinggi di Belanda.

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Belanda Willy Sakareza mengatakan, kemitraan komprehensif 5+6 ini memacu para pelajar Indonesia di Belanda untuk terlibat dalam hubungan kenegaraan dalam peran dan bentuk yang sesuai dengan kapasitas mereka.

"Kita sangat terinsipirasi dari kemitraan Indonesia dan Belanda. Apalagi bidang kerja sama mencakup ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang dipelajari dan diteliti para mahasiswa Indonesia di Belanda," ujar Willy.

Dia menyebutkan banyak mahasiswa Indonesia yang menempuh pendidikan tinggi bidang keteknikan di universitas teknologi bergengsi di dunia seperti Universitas Teknologi Delft dan Universitas Teknologi Eindhoven pada jenjang sarjana hingga doktoral.

Selain itu ilmu-ilmu sosial dan manajemen juga menjadi bidang yang ditekuni ratusan pelajar Indonesia di Belanda seperti manajemen sumber daya energi dan lingkungan, manajemen suplai dan logistik, bisnis keuangan, hukum dan jurnalisme.

"Kita sudah punya sumber daya manusia untuk semua bidang pembangunan. Kita sudah siap untuk membangun Indonesia," ujar Willy.

Dia menegaskan, para pelajar Indonesia, khususnya yang berada di Belanda sangat mendukung perjuangan diplomasi yang dilakukan Duta Besar Indonesia di Den Haag. Bahkan mereka bersedia untuk berkontribusi dalam menjembatani kemitraan antara kedua negara tersebut sampai pada tataran implementasi dalam bentuk riset thesis dan disertasi, program magang, hingga turut terlibat dalam pengerjaan kerja sama tersebut.

Tidak hanya di bidang akademik, para pelajar dan warga Indonesia yang tersebar di berbagai kota di Belanda sangat berminat untuk membantu upaya pemerintah Indonesia dalam mempromosikan berbagai macam potensi Indonesia.

"Melalui PPI kami beberapa kali menggelar kegiatan ilmiah bekerja sama dengan lembaga-lembaga pendidikan dan perusahaan di Belanda," jelas Willy.

Beberapa waktu lalu PPI bersama Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Lembaga Studi Asia Tenggara dan Karibia Kerajaan Belanda (KITLV) menyelenggarakan seminar yang membahas kerjasama KITLV-PLN dalam rangka digitalisasi arsip vital milik PLN.

Selain itu konferensi ilmiah pelajar Indonesia se-Eropa digelar PPI Belanda bekerja sama dengan Universitas Wageningen. Di dalam konferensi tersebut banyak dipaparkan hasil penelitian mahasiswa Indonesia di bidang teknologi pertanian dan pangan, teknologi dan manajemen lingkungan serta ilmu hewan dan tanaman.

"Kita berharap hasil penelitian para pelajar Indonesia nantinya bisa dimanfaatkan untuk pembangunan di Tanah Air, terutama melalui kemitraan yang sudah terbangun antara Indonesia dan Belanda," kata Willy.

Oleh Bambang Purwanto
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014