Pesan pesawat itu antre, kalau bisa barang datang tetapi asap tidak perlu datang,"
Pekanbaru (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyiagakan dua pesawat jenis BE2000 untuk mengantisipasi kemarau ekstrim yang berpotensi menimbulkan kembali kebakaran lahan dan hutan di sejumlah daerah, terutama di Provinsi Riau.

Kepala BNPB Syamsul Maarif dalam pernyataan pers di Pekanbaru, Kamis, mengatakan penyiagaan pesawat pengangkut air untuk pemadaman kebakaran itu dipersiapkan untuk sembilan provinsi, yaitu empat provinsi di Kalimantan dan lima provinsi di Sumatera.

Meski begitu, ia berharap agar pemerintah daerah bisa mencegah agar kebakaran tidak sampai terjadi apalagi sampai terulang lagi darurat asap di Riau.

"Pesan pesawat itu antre, kalau bisa barang datang tetapi asap tidak perlu datang," kata Syamsul yang juga Komandan Satgas Operasi Terpadu Tanggap Darurat Asap Riau itu.

Khusus untuk Riau, lanjutnya, BNPB pada akhir April akan memperbantukan empat batalyon untuk membantu setiap kabupaten/kota di Riau yang rawan terjadi kebakaran lahan dan hutan.

Empat batalyon itu berasal dari 2 Yon TNI AD, 1 Yon Marinir, dan 1 Yon gabungan Paskhas dan Brimob. Pengerahan 2.000 personel dari empat batalyon itu akan disebar untuk mengantisipasi musim kering yang diprediksi berlangsung pada Mei sampai September.

Menurut dia, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa puncak kemarau akan terjadi pada bulan Juni di wilayah Riau mulai dari Pekanbaru, Siak bagian barat, Pelalawan bagian barat dan Indragiri Hulu.

"Seluruh biaya dari BNPB," katanya.

Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 14 Maret lalu menugaskan Satgas Operasi Terpadu untuk melakukan operasi intensif untuk menanggulangi bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan selama tiga pekan.

Syamsul mengatakan operasi tersebut berakhir pada 4 April dan Satgas sudah berhasil menanggulangi asap dan kebakaran di Riau. Perkembangan titik api (hotspot) berdasarkan citra satelit NOAA-18 pada pukul 17.00 WIB menunjukkan nihil "hotspot". Pantauan Satgas Darat juga menunjukan hal yang sama.

Ia mengatakan, 1.000 personel TNI yang tergabung dalam Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana akan ditarik kembali ke Jakarta pada 4 April menggunakan pesawat Hercules.

"Perkembangan saat ini asap sudah dapat dikendalikan," ujarnya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014