Malang (ANTARA News) - Sedikitnya empat siswa SDN Ngampel Sari Candi, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, tewas akibat bus pariwisata dengan nomor polisi W 7876 UR terguling di Desa Ngembal, Kabupaten Pasuruan, Sabtu.

Keempat korban yang masuk dalam rombongan studi wisata Bukit Flora SDN Ngampel Sari Candi itu adalah Haris, Fahrel, Rangga, dan Noveldi tewas karena terjepit.

"Korban yang tewas ada empat siswa dan yang mengalami luka ringan hingga berat sebanyak 19 orang," kata salah seorang petugas Jasa Raharja Jawa Timur Listman di Puskesmas Purwosari, Pasuruan.

Ia mengatakan jumlah penumpang di dalam bus tersebut sebanyak 63 orang, termasuk sopir, kondektur, guru pendamping dan beberapa wali murid. Dan, korban juga sudah dievakuasi dari dalam bus.

Korban yang mengalami luka-luka, baik luka ringan maupun berat di bawa ke Puskesmas Purwosari dan ada sebagian korban yang dilarikan ke Rumah Sakit Syaiful Anwar Malang (RSSA). Sedangkan jenazah korban meninggal, dibawa ke kamar mayat RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan.

Bus pariwisata yang membawa pulang rombongan studi wisata siswa kelas IV dan V SDN Ngampel Sari Candi, Sidoarjo, itu terguling di Dusun Renes, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan.

Salah seorang warga Rukayati menceritakan bus yang membawa rombangan siswa SDN Ngampel Sari Candi itu melaju dari arah timur dan terlihat oleng sebelum terguling, bahkan sempat menabrak warung kopi dan dua sepeda motor yang diparkir di depan warung.

"Dari jauh, bus itu memang melaju dengan kencang dan oleng ketika melewati jalan turun. Dan, akhirnya terguling," kata Rukayati.

Sementara itu kepolisian masih melakukan penyelidikan penyebab kecelakaan yang menewaskan empat siswa dan belasan lainnya mengalami luka-luka tersebut.

Kasatlantas Polres Pasuruan Akp Tony Prasetyo mengakui pihaknya masih belum bisa memastikan apa penyebab kecelakaan sebab sopir busnya masih belum bisa dimintai keterangan.

"Sopir busnya, yakni Djarkasi (39), warga Desa Sruni, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo, saat ini masih dalam keadaan shock, sehingga belum bisa kami mintai keterangan," ujarnya.(*)

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014