Gastronomi merupakan hal yang belum populer di Indonesia. Padahal, keberagaman suku dan budaya di Indonesia merupakan cikal bakal kekayaan gastronomi yang menjadi aset Indonesia,"
Jakarta (ANTARA News) - Akademi Gastronomi Indonesia (AGI) akan menggelar Indonesia International Gastronomy Summit (IIGS) pada Oktober 2014, di Nusa Dua, Bali.

Gastronomi, sebuah kata yang baru digunakan pada tahun 1814 yang bermakna "art atau science of good eating", dinilai sebagai hal yang relatif baru di masyarakat, karena melalui gastronomi, hubungan antara budaya dan makanan di wilayah tertentu dipelajari.

"Gastronomi merupakan hal yang belum populer di Indonesia. Padahal, keberagaman suku dan budaya di Indonesia merupakan cikal bakal kekayaan gastronomi yang menjadi aset Indonesia," kata Executive Chairperson Akademi Gastronomi Indonesia (AGI), Vita Datau di  Jakarta Selatan, Kamis.

Dalam keterangannya, Vita Datau mengatakan, AGI yang didirikan pada Februari 2013, merupakan satu-satunya wadah gastronomi di negeri ini yang berupaya mengembangkan produk bangsa. Pengembangan tersebut, tentunya, disesuaikan dengan perkembangan jaman dan kebutuhan masyarakat.

Dalam hal ini, salah satu misi AGI adalah melestarikan dan menyebarluaskan gastronomi dan warisan kuliner sebagai bagian dari kebudayaan nasional dalam memproduksi, pengolahan, penyajian, dan estetika, dari citra leluhur bangsa.

"Berbeda dengan kuliner. Kata ini telah dimengerti masyarakat, karena memang lebih kongkrit dalam kehidupan sehari-hari, misalnya kuliner nusantara atau wisata. Sementara kata gastronomi masih perlu didefinisikan secara populer dan mudah dimengerti dan diingat oleh khalayak," ujar Vita.

Salah tugas AGI dalam beberapa tahun ke depan, yakni mengungkap pada dunia tentang kekayaan gastronomi Indonesia.

Gastronomi di negeri kita ini beragam, mulai dari kekayaan warisan kuliner, kekayaan hasil bumi, pertanian, perikanan, rempah-rempah, bumbu-bumbu khas Indonesia, serta metode pengolahan yang mengandung cerita dan sejarah di setiap daerah," katanya.

Perjalanan menuju IIGS 2014 dimulai melalui Focus Group Discussion (FGD) pada (17/4). Pasca-acara FGD ini dilanjutkan dengan dua seminar di Bandung dan Daerah Istimewa Yogyakarta, bekerjasama dengan sejumlah kalangan akademisi yang memiliki relevansi dengan gastronomi, budaya, dan kuliner.

FGD ke-2 juga direncanakan digelar pada pertengahan 2014, yang kemudian dilanjutkan dengan acara Dialog Gastronomi Nasional. Sebagai puncaknya "Gastronomi Indonesia", AGI menggelar IIGS pada Oktober 2014, yang menurut rencana akan diadakan di Nusa Dua, Bali.

Kegiatan menuju IIGS 2014 ini mendapat dukungan penuh dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Dan dalam perjalanannya kelak, IIGS juga bekerjasama dengan sejumlah kementerian yang memiliki keterkaitan dengan kuliner, warisan Nusantara, serta pendidikan.

"Tidaklah mudah mewujudkan semua ini. Tantangannya sangat berat. Namun jika terwujud, hasil kerja keras AGI ini bakal berdampak besar, khususnya bagi pengembangan UKM-UKM, yang kami harapkan dapat menjadi stakeholders gastronomi Indonesia," demikian Vita Datau.(*)
   

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014