Produk wire rod yang antara lain untuk bahan baku baja beton prategang, tali kawat baja dan berbagai produk kawat di Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri sehingga harus tetap impor,"
Medan (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Mohamad S Hidayat menegaskan ketergantungan impor wire rod dan steel bar Indonesia harus ditekan sehingga pembangunan pabrik produk itu oleh PT Gunung Gahapi Nisco Indonesia di Medan harus mendapat dukungan penuh.

"Produk wire rod yang antara lain untuk bahan baku baja beton prategang, tali kawat baja dan berbagai produk kawat di Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri sehingga harus tetap impor. Dengan beroperasinya Gunung Gahapi Nisco Indonesia di Medan, maka dipastikan impor bisa berkurang," katanya di Medan, Jumat.

Dia mengatakan itu saat meresmikan pencanangan tiang pertama pembangunan pabrik perusahan patungan PT Gunung Gahapi Sakti dan Nanjing Iron And Steel Co.Ltd (Nisco) asal Republik Rakyat Tiongkok (RRT) itu di areal pabrik Gunung Gahapi Sakti Jalan Medan-Belawan.

Produksi wire rod dan steel bar di Indonesia pada tahun 2013 masih 1,232 juta ton sedangkan konsumsi mencapai 1,361 juta ton sehingga kekurangannya harus diimpor, apalagi nyatanya produk itu juga ada di ekspor meski dengan jumlah yang masih terbatas.

Selain bisa membantu menekan impor, menurut Menperin, produksi Gunung Gahapi Nisco Indonesia itu juga bisa membantu memperbaiki mutu wire rod di dalam negeri yang beberapa spesifikasinya belum dapat dipenuhi seperti wire rod high carbon dan alloy steel.

"Dengan beroperasinya Gunung Gahapi Nisco Indonesia, kebutuhan steel bar yang semakin banyak untuk bahan baku industri permesinan dan komponen otomotif yang juga masih diimpori tentunya juga bisa terpenuhi," katanya.

Menurut MS Hidayat, dengan bisa berkurangnya impor atau terpenuhinya kebutuhan dalam negeri, maka akan meningkatkan penghematan devisa negara.

Dia menegaskan, konsumsi baja per kapita Indonesia yang dewasa ini masih 36 kg, maka sejalan dengan kondisi makro Indonesia, konsumsi bisa naik hingga 70 kg pada tahun 2025.

"Jadi satu-satunya cara, memang harus meningkatkan produksi dengan tentunya dengan kualitas yang semakin bagus dan memenuhi standar sehingga bisa juga di ekspor,"katanya.

Director Nanjing Iron And Steel Co.Ltd (Nisco), Tao Po, menyebutkan, PT.Gunung Gahapi Nisco Indonesia untuk tahap awal (dalam 3 tahun pertama) menargetkan produksi besi baja 500 ribu ton dan lima tahunnya bisa hingga satu juta ton.

Pabrik yang akan dioperasikan akhir 2015, produksinya diharapkan bukan saja untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri tetapi ekspor.

Konjen RRT di Medan Zhu Hang Hai, menegaskan, pengusaha RRT banyak yang tertarik berinvestasi di Sumut baik secara sendiri dan bekerja sama seperti Gunung Gahapi Nisco Indonesia.

"Bahkan sudah banyak proyek dan investasi yang ditanamkan sebelumnya," katanya.(*)

Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014