... Betulkah!... "
Moskow (ANTARA News) - Presiden Rusia ,Vladimir Putin, Kamis, memperingatkan pengetatan sanksi Washington terhadap negaranya akan menjadi bumerang dan merugikan kepentingan nasional Amerika Serikat itu sendiri.

"Tanpa ada keraguan dalam kasus ini (sanksi) membawa hubungan Rusia-AS menuju titik akhir, (dan) menyebabkan kerusakan serius bagi mereka," kata Putin seperti dikutip kantor berita ITAR TASS, saat mengunjungi Brasilia.

"Dan saya yakin bahwa ini akan merugikan kepentingan jangka panjang nasional Amerika serta rakyat Amerika," kata Putin.

Orang terkuat di Rusia itu memberikan reaksi sinis ketika seorang jurnalis memintai komentarnya mengenai keputusan Washington memberlakukan sanksi baru terhadap Rusia.

"Betulkah!" katanya.

Putin yang tengah berada dalam kunjungan enam hari ke Amerika Latin menunjukkan muka berani dan mengindikasikan Moskow butuh waktu menakar kemungkinan kerugian sebelum memberikan tanggapan.

"Seseorang harus melihat apa sanksi itu, untuk lebih memperjelas, tanpa terburu-buru, dengan tenang," katanya, seperti dikutip ITAR TASS.

Ia menuduh Amerika Serikat bertindak agresif dengan menekankan krisis di Irak, Libya, dan Afghanistan.

Para pejabat Amerika Serikat, katanya, melakukan kebijakan luar negeri yang agak agresif dan agak tidak profesional untuk hal tersebut, menurut pendapat dia.

Pada saat yang sama, ia mengungkapkan harapan akan kembalinya akal sehat dan kedua negara bisa memecahkan semua masalah secara diplomatis.

"Sungguh disayangkan partner kami mengikuti jalan ini. Namun kami tidak menutup pintu bagi proses negosiasi, untuk keluar dari situasi ini."

Ia mengatakan perusahaan-perusahaan energi AS akan menjadi korban utama akibat langkah penghukuman AS tersebut.

"Mereka menyebabkan kerusakan pada perusahaan-perusahaan energi besar mereka dan semua ini untuk apa?" kata Presiden Rusia seperti dikutip kantor berita Ria Novosti.

Amerika Serikat dan Eropa secara dramatis memperketat sanksi terhadap Moskow terkait krisis Ukraina, dengan Washington untuk pertama kalinya menyasar sektor perbankan, militer dan energi Rusia.

Serangan baru terhadap Rusia ini memperburuk ketegangan paling serius antara Moskow dengan Barat sejak berakhirnya Perang Dingin, di saat pertempuran antara pasukan pemerintah Kiev dan separatis pro-Rusia terancam meningkat menjadi perang sipil.

Seorang wakil menteri luar negeri pada Kamis menyebut sanksi AS tersebut berlebihan dan tidak bisa diterima.

"Kebijakan baru pemerintah AS untuk memberlakukan sanksi terhadap sejumlah badan resmi Rusia dan individu dengan dalih sangat mengada-ada dan salah tidak bisa disebut selain berlebihan dan tidak bisa diterima," kata wakil Menlu Sergei Ryabkov kepada kantor berita Interfax.

Ia menambahkan bahwa Rusia akan membalas namun ia tidak memberikan penjelasan lebih lanjut.

"Kami mengecam para politisi dan pejabat yang berada di belakang aksi seperti ini dan memastikan niat kami untuk mengambil langkah yang akan sedikit menyakitkan dan akut bagi Washington," kata Ryabkov.

"Kami tidak mencari efek segera, kami tidak akan mengikuti metode pemerintah AS yang membangkitkan penolakan, kami tidak akan melakukan provokasi dan beraksi dengan cara yang tenang," kata diplomat tersebut.

Sementara itu Putin menambahkan bahwa Rusia ingin melihat pengakhiran segera pertempuran antara pasukan pemerintah dan pemberontak di Ukraina.

"Rusia tertarik, sangat tertarik dalam pengakhiran segera konflik Ukraina dengan sejumlah pertimbangan," kata Putin seperti dilaporkan Ria Novosti.

"Saya tidak tahu apakah ada negara lain selain Rusia, kecuali Ukraina sendiri, yang begitu tertarik untuk melihat pertumpahan darah ini berakhir dan situasi kembali normal di negara tetangga kami."

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014