Brussels (ANTARA News) - Kepala NATO Anders Fogh Rasmussen mendesak Rusia Jumat untuk menghentikan aksi-aksi militer "ilegal" di Ukraina, dengan menuduhnya melakukan upaya "berbahaya" membuat tetangganya tak stabil.

"Kami mengecam keras upaya terus-menerus Rusia yang tak memperhatiakn kewajiban internasional," kata Rasmussen setelah sidang darurat NATO mengenai krisis tersebut.

Rasmussen mengatakan kendati "ada sanggahan" dari Rusia, jelas bahwa pasukan dan senjata Rusia masuk ke wilayah bagian timur Ukraina, tempat para pemberontak pro Moskow bertempur melawan pasukan pemerintah selama empat bulan.

"Ini bukan aksi yang berdiri sendiri tetapi bagian dari pola bahaya selama berbulan-bulan untuk membuat Ukraina tak stabil sebagai negara berdaulat," kata dia.

Kepala NATO itu menyebut masuknya tentara Rusia yang dituduhkan merupakan "eskalasi serius dari agresi militer Rusia terhadap Ukraina".

"Kami mendesak Rusia menghentikan aksi-aksi militer ilegalnya, menghentikan dukungan bagi para pemberontak bersenjata, dan mengambil langkah-langkah segera untuk menurunkan ketegangan dalam krisis ini," kata dia.

Kiev dan Barat telah menuduh tentara Rusia berada di balik satu serangan cepat. Para pemberontak menguasai sejumlah wilayah dari pasukan pemerintah Ukraina.

NATO Kamis menyatakan Rusia mengirim sedikitnya 1.000 serdadu ke dalam wilayah Ukraina, bersama dengan sistem pertahanan udara, artileri, tank dan kendaraan lapis baja, serta telah mengerahkan 20.000 serdadu dekat perbatasan.

Dalam satu langkah yang tentu membuat marah para bekas majikan Kiev di Moskow, Rasmussen juga mengatakan NATO tidak menutup pintu bagi kemungkinan keanggotaan Ukraina dalam aliansi transatlantik itu, demikian AFP.
(M016)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014