Jakarta (ANTARA News) - Kekayaan tidak selalu berbanding lurus dengan kesejahteraan, tetapi kesejahteraan selalu tergantung dari hati dan pemikiran, kata Dirut Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BP Jamsostek) Elvyn G. Masassya.

Elvyn dalam peluncuran bukunya yang bertajuk "60 Rahasia Menuju Sejahtera" di Jakarta, Rabu, mengatakan bahwa pemikiran itu didapatnya saat berbincang dengan sopir taksi di Nepal.

Sang sopir taksi mengatakan hanya bergaji sekitar 100 dolar AS per bulan, tetapi merasa cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam sebulan. Pendapatan tersebut dibaginya, 80 dolar AS untuk kontrak rumah bersama lima anak dan sisanya untuk makan.

Yang mengherankan, kata Elvyn, sang sopir merasa beruntung dengan pendapatan sekecil itu karena di Nepal masih banyak yang berpenghasilan lebih kecil daripada dirinya.

"Jadi, dia merasa kaya karena masih ada orang yang lebih kecil pendapatannya. Jadi, kekayaan tidak berbanding lurus dengan kesejahteraan," ucap mantan Direktur Investasi PT Jamsostek itu.

Di acara yang dihadiri beragam lapisan masyarakat itu, termasuk binaragawan Ade Rai, Elvyn mengajak masyarakat untuk berpola pikir sejahtera dengan hidup merasa cukup.

"Jika seseorang masih ingin membeli Lamborghini untuk pencitraan diri, sesungguhnya dia masih miskin karena masih memerlukan mobil mewah itu untuk menaikkan status diri," ujarnya.

Buku setebal 332 halaman, bercover sederhana karena hanya memuat judul dan berkelir cokelat itu merupakan kumpulan tulisan Elvyn di sebuah media nasional sejak 1999.

"Sebenarnya terdapat 61 Rahasia Menuju Sejahtera, tetapi untuk kepentingan publikasi akhirnya dijadikan 60 rahasia saja," ujar anak Medan kelahiran 18 Juni 1967 itu.

(E007/D007)

Pewarta: Erafzon Saptiyulda AS
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014