Banda Aceh (ANTARA News) - Enam Desa di Kecamatan Labuhan Haji, Kabupaten Aceh Selatan, Provinsi Aceh, dilanda banjir sejak Sabtu (18/10) dan mengakibatkan satu orang bocah meninggal dunia terbawa arus.

Pemantauan di Aceh Selatan, Minggu, hujan lebat yang mengguyur di daerah itu sejak Sabtu sore mengakibatkan banjir menggenangi pemukiman penduduk dan lahan pertanian di enam desa di Kecamatan Labuhan Haji.

Keenam Desa tersebut masing-masing adalah Desa Apha, Desa Pisang, Desa Hulu Pisang, Desa Ujung Batu, Desa Manggis Harapan dan Desa Padang Bakau.

Musibah banjir akibat meluapnya Sungai Labuhan Haji tersebut, dilaporkan juga menelan korban jiwa yakni seorang bocah perempuan bernama Ulvia Rahmah (2), warga Desa Gampong Apha Kecamatan Labuhan Haji.

Keterangan yang dihimpun menyebutkan, korban tewas akibat terseret arus banjir ketika sedang bermain dengan abangnya di seputar perkarangan rumahnya.

"Saat sedang bermain dengan abangnya di seputar pekarangan rumahnya, korban jatuh ke parit dan langsung di seret arus banjir pada pukul 18.00 WIB," ujar Gusmawi Mustafa, salah seorang warga.

Setelah dilakukan proses pencarian oleh pihak keluarga dibantu masyarakat, korban ditemukan di perbatasan Desa Apha dengan Desa Pasar Lama sekitar 400 meter dari lokasi kejadian pada pukul 18.45 WIB dalam kondisi tidak bernyawa lagi, katanya.

Almarhumah, anak dari pasangan Armia dan Jusrita dikuburkan di kompleks perkuburan umum pada Minggu sekitar pukul 10.00 WIB yang turut dihadiri langsung Camat Labuhan Haji T Hazaryin SE dan Kapolsek Ipda Harun.

Camat Hazaryin mengatakan, pascakejadian banjir yang menggenangi pemukiman penduduk beberapa desa akibat meluapnya sungai tersebut, pihaknya langsung menghubungi Bupati Aceh Selatan HT Sama Indra, Dinas Sosial dan pihak BPBD memberitahukan kejadian itu, dengan harapan semoga ke depannya ada penanganan segera.

"Musibah banjir tersebut telah menjadi musibah rutin di wilayah ini, penyebabnya karena Sungai Labuhan Haji itu telah dangkal dan juga karena tanggul pengaman sungai tidak ada, sehingga setiap kali air sungai meluap langsung menggenangi pemukiman penduduk," kata Hazaryin.

Oleh sebab itu, pihaknya meminta kepada Pemkab Aceh Selatan melalui dinas terkait segera melakukan normalisasi dan membangun tanggul di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Labuhan Haji tersebut, agar musibah banjir serupa tidak terulang lagi.

Gusmawi, salah seorang warga menambahkan, di sepanjang DAS Sungai Labuhan Haji tersebut hanya terpasang beronjong setinggi lebih kurang 50 meter, sehingga tidak sanggup menahan luapan banjir dari sungai itu.

"Jika sudah meluap, air sungai meluber melewati beronjang dan langsung memasuki pemukiman penduduk. Ditambah lagi muara sungai sudah semakin dangkal dan menyempit," jelasnya.

Menurut dia, akhir bulan Juli 2014, tim peninjau dari Badan Penangulangan Bencana Nasional (BPBN) Jakarta didampingi Kepala BPBD Aceh Selatan telah berkunjung ke lokasi dimaksud.

"Pada saat tim BPBN datang kita sampaikan bahwa di lokasi tersebut, perlu normalisasi sungai karena sungai yang ada sudah tertutup dan dangkal akibat timbunan sedimen pasir laut," sebutnya.

Disamping itu, kata Gusmawi, pihaknya juga meminta kepada tim BPBN agar memindahkan muara sungai dimaksud kembali ke muara sungai asalnya yang berjarak sekitar 300 meter dari lokasi muara sungai yang ada sekarang ini.

Sebab, kata Gusmawi, muara sungai yang ada sekarang ini sudah sangat dekat dengan pemukiman penduduk yakni hanya tinggal sekitar 8 meter lagi.

"Di sepanjang bantaran DAS Labuhan Haji tersebut terdapat atau berdiri rumah penduduk sekitar 1.951 unit atau 7.449 jiwa. Dalam 15 tahun terakhir dipastikan rumah-rumah penduduk tersebut selalu digenangi banjir luapan. Dalam setahun rata-rata terjadi dua kali banjir. Akibat muara sungai telah semakin dekat dengan pemukiman itu, juga telah mengakibatkan terjadi erosi, dimana puluhan rumah penduduk telah terancam ambruk," sebutnya.

Oleh sebab itu, ujar dia, pihaknya atas nama masyarakat setempat meminta kepada Pemkab Aceh Selatan dan Pemerintah Aceh segera melakukan normalisasi sungai dan membangun tanggul pengaman tebing di sepanjang DAS tersebut yakni mulai dari Desa Apha, Desa Pasar Lama, Desa Pawoh, Desa Ujung Batu, Desa Dalam, Desa Kota Palak, Desa Cacang, Desa Tengah Pisang dan Desa Pisang yang panjangnya mencapai 1 Km lebih.

Sementara itu, Kepala BPBD Aceh Selatan, Cut Syazalisma SSTP yang di tanyai terkait persoalan banjir luapan tersebut mengakui bahwa pihaknya telah menurunkan petugas ke lapangan untuk meninjau lokasi banjir yang menggenangi pemukiman penduduk dan juga merenggut seorang warga Desa Apha Kecamatan Labuhan Haji tersebut.

"Laporan terkait musibah banjir luapan itu juga telah kami terima dari Camat Labuhan Haji," ujar Cut Syazalisma.

Dia juga membenarkan persoalan banjir luapan yang telah sering terjadi di wilayah itu akibat muara sungai di maksud dangkal dan tanggul pengaman tebing tidak ada.

Menurutnya, penyebab sungai itu dangkal selain karena masyarakat membuang sampah secara sembarangan juga karena muara sungai telah tertutup dengan pasir laut.

"Usulan untuk pembangunan tanggul dan normalisasi sungai telah kami usulkan kepada pihak Pemerintah Aceh dan pihak Dinas Pekerjaan Umum beberapa bulan lalu. Kami mengharapkan usulan pembangunan tanggul dan normalisasi sungai itu dapat direalisasikan dalam waktu dekat ini atau minimal awal tahun 2015," pinta Cut Syazalisma.

(H011/Z003)

Pewarta: Heru Dwi S
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014