Indonesia Timur khususnya Papua memiliki kekayaan sumber daya alam yang luar biasa, begitu juga Maluku, Maluku Utara dan Sulawesi termasuk Sulut, karena itu sewajarnya daerah di kawasan ini harus mampu sejajar dengan daerah lainnya,"
Manado (ANTARA News) - Gubernur Sulawesi Utara (Sulut), Dr Sinyo Harry Sarundajang mengatakan, sumber daya alam Indonesia Timur lebih kaya dari daerah di Indonesia Barat.

"Indonesia Timur khususnya Papua memiliki kekayaan sumber daya alam yang luar biasa, begitu juga Maluku, Maluku Utara dan Sulawesi termasuk Sulut, karena itu sewajarnya daerah di kawasan ini harus mampu sejajar dengan daerah lainnya," kata Gubernur Sarundajang dalam perayaan hari ulang tahun ke-70 berlangsung di Grand Kawanua International City (GKIC) Manado, Jumat malam.

Melihat potensi kekayaan alam yang melimpah tersebut sudah seharusnya jika pemerintah memberi perhatian yang lebih intensif untuk membangun kawasan ini ke depan.

"Saya tidak setuju bila Papua dikatakan sebagai daerah termiskin, karena terbukti kekayaan alamnya sangat besar, luas hutannya saja nomor dua terbesar di dunia setelah hutan di Brasil," kata Sarundajang.

Kekayaan yang ada di Indonesia Timur, baik potensi alam di darat, laut maupun udara, karena itu Sarundajang meminta pemerintah dan masyarakat di kawasan ini untuk bersatu menjadikan kawasan ini lebih maju ke depan.

"Saya sudah mengajak para gubernur di Indonesia Timur untuk berbicara bagaimana memanfaatkan potensi alam yang ada sehingga dapat dioptimalkan," katanya.

Dia mengatakan, dengan potensi sumber daya alam, khususnya kelautan yang demikian besar maka sudah tepat kebijakan pemerintah Presiden Joko Widodo yang ingin menjadikan kawasan ini sebagai poros maritim Indonesia.

Perayaan HUT ke-70 Gubernur Sarundajang dihadiri Gubernur Papua beserta Muspida dan seluruh wali kota-bupati di provinsi tersebut, Wakil Gubernur Maluku, Wakil Gubernur Maluku Utara, Wakil Gubernur Sulut serta bupati dan wali kota se Sulut, para pejabat TNI/Polri, pejabat struktural serta ribuan masyarakat undangan lainnya.

Pewarta: Guido Merung
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015