Jakarta (ANTARA News) - Pengembangan kawasan industri di Kalimantan Timur semakin dipercepat dengan mulai dibangunnya pembangunan jalur kereta.

Presiden RI Joko Widodo meresmikan dimulainya proyek itu dengan groundbreaking jalur kereta api yang akan membentang antara Kabupaten Penajam Paser Utara hingga Kutai Timur, Kutai Barat dan Kutai Kartanegara.

"Infrastruktur di Kaltim ini untuk membangun konektivitas antar kawasan industri sehingga lalu lintas logistik, pasokan bahan baku terjamin, begitu juga pemenuhan sumber daya lainnya," kata Menteri Perindustrian Saleh Husin usai mendampingi Presiden Kaltim, melalui siaran pers di Jakarta, Kamis.

Di Kaltim, dikembangkan lima kawasan industri sekaligus yaitu Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK) dengan basis industri hilirisasi kelapa sawit, Muara Wahau (industri pengolahan batu bara), Kariangau (industri batu bara, minyak, kayu, dan kimia).

Selain itu, kawasan industri Buluminung (industri pengolahan batu bara) dan Kawasan Industri Bontang (industri migas dan kondensat).

Presiden juga melakukan kunjungan dan peresmian proyek lainnya yaitu Pabrik Pupuk Kaltim (PKT-V) di Bontang dan peresmian lanjutan pembangunan Jalan Tol Balikpapan sampai Jembatan Mahkota Samarinda. Rencananya, jalur transportasi ini bakal terkoneksi ke kawasan industri Kariangau di Balikpapan yang memiliki pelabuhan laut.

Selain mengangkut bahan baku industri, angkutan kereta api ini juga akan di lanjutkan sebagai pengangkut barang dan manusia.

Panjang rel yang dibangun mencapai 275 km yang pembiayaannya atas kerja sama Pemerintah Provinsi Kaltim – Perusahaan Rusia alias tanpa pendanaan APBN.

Perusahaan asal Rusia juga akan membangun industri ikutannya yaitu “Technopark” yang berlokasi di Buluminung.

"Jumlah investasi untuk membangun jalan Kereta Api dan Techno Park sebesar kurang lebih Rp72 triliun," ujar Saleh.

Pemerintah mengapresiasi proyek ini lantaran tidak melalui hutan lindung maupun hutan konservasi dan proyek ini membuka sebanyak 2.500 lapangan kerja bagi masyarakat lokal dan 8.000 pekerja dari seluruh Indonesia.

Selain oleh Rusia, pembangunan rel kereta api juga dilakukan oleh Pemerintah Ral al-Khaimah Uni Emirat Arab dan pembangunannya sudah mulai dilakukan pada bulan maret 2015 sepanjang 135 Km. Menperin mengungkapkan, pembangunan kawasan industri di provinsi itu diharapkan dapat meningkatkan investasi industri berbasis potensi sumber daya daerah.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015