Bandung (ANTARA News) - Anggota DPR Rieke Diah Pitaloka menghadiri Deklarasi Federasi Pekerja Pos dan Logistik Indonesia (FPPLI) yang digelar di Kota Bandung.

"Keberhasilan serikat pekerja Pos harus menjadi cambuk bagi organisasi pekerja lainnya untuk berjuang tanpa lelah dan bukan hanya untuk kepentingan organisasinya semata," kata Rieke di Bandung, Sabtu.

Hadir pada acara deklarasi itu Anggota Dewan Pengawas BPJS Kesehatan Michael Latuwael dan aktifis serikat pekerja Pos dan Logistik se-Indonesia.

Rieke menyebutkan Pos adalah pekerja organik yang berjuang untuk out sourching, artinya tidak hanya memikirkan diri sendiri saja. Saya berharap serikat pekerja berjuang tujuannya untuk kesejahteraan pekerja dan kemajuan bangsa.

Rieke mengatakan tidak layak perusahaan BUMN mempekerjakan out sourching namun bila terpaksa maka harus berusaha untuk mengangkatnya menjadi pekerja tetap.

"Saya juga sedih mengetahui pensiunan BUMN hidup miskin, tidak seharusnya seperti itu," kata dia.

Pada kesempatan itu ia berpesan kepada pergerakan pekerja untuk tidak menjadikan aksi demo sebagai jalan keluar untuk memperjuangkan nasib mereka. Sebab menurutnya akan lebih efektif bila perjuangan dilakukan melalui dialog.

"Jangan reaksioner, harus solid dan berjuang untuk kepentingan lebih luas yakni kesejahteraan bangsa," katanya.

Sementara itu Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Serikat Pekerja Pos Indonesia Jaya Sentosa menyatakan forum itu akan memperjuangkan pengangkatan pekerja out sourching menjadi pegawai tetap sehingga bisa meningkatkan kinerja perusahaan dan ketenanga pekerja.

Ia mengatakan ada lebih dari 8.000 orang pekerja out sourching di PT Pos Indonesia namun hanya yang sudah bekerja minimal 3 tahun saja yang akhirnya disepakati untuk diangkat sebagai pekerja tetap.

"Diputuskan yang sudah bekerja minimal tiga tahun diangkat. Jumlahnya sekitar 5.500 orang yang per 1 April resmi menjadi pekerja tetap Pos Indonesia," katanya.,

Ia menyebutkan pengangkatan itu juga diperlukan agar pegawai Pos dapat bekerja lebih tenang sehingga bisa membantu perusahaan mencapai target perusahaan tahun 2016 sebesar Rp10 triliun.

Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016