Di tingkungan menurun Telaga Buret ini sudah beberapa kali terjadi kecelakaan dengan penyebab yang sama."
Tulungagung (ANTARA News) - Aparat kepolisian dari Satuan Lalu Lintas Polres Tulungagung, Jawa Timur menduga rem blong menyebabkan truk pengangkut 14 ton batu marmer masuk jurang hingga menewaskan sopir di Desa Besole, Rabu.

"Kecelakaan ini masih diselidiki oleh petugas kami di lapangan, namun dugaan sementara memang akibat rem blong," kata Kasat Lantas Polres Tulungagung, AKP Fahrian Siregar di Tulungagung.

Ia mengatakan, petugas bagian kecelakaan lalu lintas telah memeriksa beberapa saksi, terutama buruh angkut batu yang menumpang di atas bak truk dan berhasil selamat dengan cara melompat sebelum kendaraan dengan nomor polisi AG 8986 US itu masuk jurang.

"Pulbaket sudah dan sedang dilakukan, termasuk olah TKP (tempat kejadian perkara) untuk membuat simulasi penyebab terjadinya kecelakaan," ujarnya.

Fahrian mengatakan tidak ada tersangka dalam insiden tersebut, karena sopir truk Kiki Prasetyo (30), warga Desa Besole, Kecamatan Besuki akhirnya tewas saat dilarikan ke RSUD dr Iskak, Tulungagung.

Menurut keterangan warga sekitar lokasi kejadian, kondisi Kiki mengalami luka parah akibat kaki dan badan sempat terjepit bodi kabin truk yang hancur/ringsek saat jatuh menghujam ke saluran air di bawah jurang sedalam sekitar lima meter.

"Truk penuh muatan dari arah atas di jalan menurun panjang. Mungkin karena turunan panjang, sopir melakukan pengereman terus-menerus sehingga kampas rem blong," kata Sumiran, sopir truk lain saat melihat di lokasi kejadian.

Ia menjelaskan, kondisi rem blong bisa terjadi mendadak akibat pengereman di jalan menurun panjang yang menyebabkan piringan kampas mengalami kenaikan suhu drastis.

"Di tingkungan menurun Telaga Buret ini sudah beberapa kali terjadi kecelakaan dengan penyebab yang sama," ujarnya.

Selain faktor medan jalan yang menurun tajam, Kasat Lantas Fahrian menengarai insiden kecelakaan juga dipicu oleh kondisi truk yang sudah tua dengan perangkat mesin/mekanis aus.

Pewarta: Destyan Handri Sujarwoko
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016