Timika (ANTARA News) - Manajemen PT Freeport Indonesia menemui ribuan pekerja di area tambang terbuka Grasberg (Grasberg Operation Department) di Tembagapura, Mimika, Papua menyikapi aksi mogok sejak 28 September 2016.

Anggota Tim Advokasi PUK SP-KEP SPSI PT Freeport Indonesia Tri Puspita yang dihubungi ANTARA dari Timika, Selasa, mengatakan manajemen PT Freeport dari kantor pusat Freeport di Jakarta menemui ribuan pekerja yang melakukan aksi mogok kerja di tempat guna melakukan negosiasi.

"Hari ini manajemen dari Jakarta datang menemui pekerja di Grasberg. Semua pekerja tambang Grasberg dari kru satu sampai kru empat dengan jumlah 800-1.000 orang hadir lengkap. Ketua PUK SPSI Freeport (Sudiro) bersama tim juga hadir," kata Tri Puspita.

Ia mengatakan aksi mogok kerja di tempat yang dilakukan ribuan pekerja PT Freeport di tambang terbuka Grasberg tersebut sudah memasuki hari ke enam semenjak 28 September 2016.

Aksi mogok kerja pekerja tambang Grasberg tersebut untuk menuntut kesetaraan pembagian bonus dengan pekerja yang bekerja di bagian tambang bawah tanah (underground mining) dan pabrik pengolahan Mil 74.

"Aksi mogok kerja di tempat yang dilakukan rekan-rekan pekerja di Grasberg Operation Department lebih disebabkan karena adanya miskomunikasi bahkan menjurus pada krisis kepercayaan antara bawahan dengan pimpinan di lingkungan unit kerja itu."

"Setelah aspirasi rekan-rekan tidak diakomodasi oleh manajemen, mereka sendiri memutuskan untuk melakukan mogok kerja di tempat," jelas Tri Puspita.

Tri memastikan aktivitas produksi PT Freeport Indonesia berjalan normal mengingat aksi mogok kerja pekerja tambang Grasberg tersebut tidak mempengaruhi unit kerja yang lain seperti tambang bawah tanah, pabrik pengolahan dan lainnya.

"Produksi tetap berjalan normal, tapi Grasberg kan primadonanya Freeport selama ini maka sudah pasti terhentinya aktivitas di tambang terbuka Grasberg akan mempengaruhi total produksi perusahaan," jelas Tri Puspita.

Sementara itu Wakil Bupati Mimika Yohanis Bassang meminta manajemen Freeport dengan pihak pekerja bisa mencari solusi yang tepat agar permasalahan tersebut tidak sampai berkepanjangan.

"Kita berharap masalah ini secepatnya diselesaikan. Kami minta manajemen Freeport dengan pekerja duduk bersama untuk mencari solusi-solusi terbaik yang dapat memuaskan kedua belah pihak," ujar Bassang.

Pewarta: Evarianus Supar
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016