Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi optimistis Bandara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat beroperasi awal 2018.

Dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, dia mengaku telah bertemu dengan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan untuk membahas pengembangan bandara di Jawa Barat itu dan empat bandara lainnya di Jawa Barat selatan di Pangandaran, Tasikmalaya, Garut, dan Sukabumi.

"Pertama kami diskusi tentang Bandara Kertajati yang rencananya diselesaikan pembangunannya pada akhir 2017," katanya.

Budi menilai perlu perpanjangan landasan pacu dari awalnya 2.500 meter menjadi 3.000 meter agar bisa didarati pesawat berbadan besar seperti Boeing 777 atau Airbus 330.

"Awal kuartal satu mestinya sudah bisa dioperasikan. Runway (landasan pacu) bandara perlu diperpanjang menjadi 3.000 meter supaya bisa didarati pesawat berbadan besar, " kata dia.

Dia menilai Bandara Kertajati sangat dibutuhkan Jawa Barat mengingat permintaan penumpang yang sangat tinggi, khususnya untuk melayani penumpang yang akan ibadah Umroh yang jumlahnya sangat besar.

Budi berharap pemerintah daerah mengerjasamakan pengelolaan Bandara Kertajati dengan PT Angkasa Pura II.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat tengah memproses pengerjaan perpanjangan landasan pacu sepanjang 500 meter yang proses pembebasan lahannya telah selesai dilakukan.

Budi juga membahas pengembangan empat bandara di Pangandaran, Tasikmalaya, Garut, dan Sukabumi.

"Dua minggu yang lalu saya ke Pangandaran dan Tasikmalaya, ada Bandara Nusawiru di Pangandaran dan Bandara Wiriadinata di Tasikmalaya yang bisa segera dioperasikan. Tapi kita juga harus pikirkan ada lapangan terbang lama di Garut dan Sukabumi yang harus dibangun," katanya.

Budi meyakini pembangunan bandara tersebut akan mudah dilakukan, mengingat lahannya sudah dimiliki oleh Pemerintah Daerah.

"Kita upayakan 2017 awal, kita mulai desain dan di pertengahan tahun sudah bisa mulai pembangunan. Pada pertengahan 2018 sudah selesai. Paling tidak ada lapangan terbang yang bisa didarati pesawat ATR," kata dia.

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016