Kigali (ANTARA News) - Jasad raja terakhir Rwanda, Kigeli V, tiba di negaranya pada Senin (9/1) setelah perseteruan antara kerabatnya mengenai tempat dia seharusnya dimakamkan, kata seorang pejabat.

Raja Kigeli mangkat pada Oktober, di usia 80 tahun, di Amerika Serikat. Dia sudah tinggal di pinggiran Kota Washington sejak 1992.

Kematiannya memicu perseteruan antara kerabatnya yang tinggal di Amerika dan mereka yang ada di Rwanda mengenai di mana dia seharusnya dimakamkan dan pengadilan Amerika Serikat (AS) pada pekan lalu memutuskan di negara asalnya.

"Kami sangat senang bisa menyambut beliau kembali di negara asalnya," ucap James Vuningoma, sekretaris eksekutif Rwanda Academy of Language and Culture (RALC) yang berada di bandara ketika jasad sang raja tiba.

Namun, Dewan Kerajaan kigeli mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa raja tidak ingin dimakamkan di Rwanda selama pemerintah saat ini yang kejam terhadap rezimnya masih berkuasa.

Dewan tersebut mendukung kerabat yang tinggal di AS, sementara pemerintah mendukung kakak tiri Kigeli yang ingin jasadnya dibawa ke Rwanda.

Lahir dengan nama Jean-Baptiste Ndahindurwa, Raja Kigeli berkuasa pada 1959 dan dipaksa angkat kaki dari negara itu pada tahun berikutnya setelah bentrok dengan penguasa kolonial Belgia. Pada 1961, kerajaan dihapuskan.

Raja memilih hidup dalam pengasingan di Afrika timur, termasuk di Kenya di Uganda, sebelum pindah ke Amerika, demikian laporan AFP. (mr)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017