Bekasi (ANTARA News) - Pengurus Klenteng Hok Lay Kiong Kota Bekasi, Jawa Barat, mencatat pengumpulan lilin perayaan Imlek 2017 oleh umat Kong Hu Cu di wilayah setempat hingga Jumat siang, menurun dari tahun lalu.

"Biasanya jumlah lilin yang dikirim ke klenteng bisa sampai 400-500 buah dengan beragam ukuran, tapi hari ini baru terkumpul 230 lilin," kata Wakil Seksi Klenteng Hok Lay Kiong Kota Bekasi, Sim Hoat Ming di Bekasi, Jumat.

Menurut dia, pengurangan jumlah lilin itu terjadi disinyalir akibat pengaruh ekonomi nasional yang berdampak pada mahalnya harga kebutuhan pokok masyarakat.

Selain itu, situasi keamanan menjelang hari pemungutan suara Pilkada 2017 telah mendorong sebagian besar umat Kong Hu Cu yang biasa beribadah di klenteng, lebih memilih untuk beribadah di rumah.

Dikatakan Ming, lilin raksasa setinggi 3 meter dengan diameter 50 cm dan bobot mencapai 6 ton hingga H-1 Imlek belum sampai di alamat Klenteng Hok Lay Kiong Jalan Kenari, Bekasi Timur.

"Biasanya setiap tahun lilin itu sampai di klenteng kita, tapi sampai sore ini belum ada. Lilin itu dikirim dari umat di Surabaya," katanya.

Ming mengatakan, lilin tersebut merupakan simbol pencahayaan yang dipercaya umat yang menyalakannya bisa membuat hidup mereka lebih terang benderang dalam hal rezeki dan kemapanan ekonomi.

"Lilin ini akan dinyalakan pada malam puncak pergantian tahun mulai pukul 00.00 WIB oleh pemiliknya langsung," katanya.

Pantauan Antara di lokasi melaporkan, ratusan lilin itu dikirim oleh produsen langsung ke alamat klenteng setelah melalui pemesanan oleh umat.

Selanjutnya lilin berukuran kecil, sedang dan besar itu diberi nomor registrasi oleh panitia Imlek agar tidak tertukar satu dengan yang lain.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017