Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Sentra Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) Ade Komarudin meminta semua pihak untuk segera mengakhiri perasaan saling bermusuhan demi menjaga kemajemukan dan kemajuan bangsa Indonesia.

"Sudahilah perasaan saling bermusuhan. Mari merawat kemajemukan demi satu tujuan yakni; Indonesia bangkit dan sejahtera," kata Ketum Depina SOKSI Ade Komarudin saat perayaan HUT Soksi ke-57 dan sekaligus ulang tahunnya ke-52 di Jakarta, Sabtu.

Perayaan HUT Soksi tersebut diselenggarakan dengan sederhana dan ditandai dengan pemotongan kue ulang tahun Akom ke-52 dan Soksi ke-57.

Lebih lanjut Akom menegaskan perasaan bangsa ini sekarang sedikit terganggu dengan isu-isu SARA yang sangat sensitif ini. Padahal menurut Akom, persoalan ini sebenarnya sudah selesai baik secara konstitusi maupun kultural.

"Hal ini mulai terkoyak karena Pilkada (khususnya DKI). Jadi itu kepentingan jangka pendek soal kalah menang saja," kata Akom.

Padahal tambah Akom bangsa ini harus tetap ada berabad-abad dan selamanya.

Akom mengusulkan agar dalam Pilkada dan sebagainya tidak boleh mengusik hal-hal mendasar soal SARA.

"Bila dibiarkan ini sangat membahayakan persatuan kita," kata Akom

Makanya, tambah Akom dalam rangka ultah ke-57 bertepatan dengan Hari kebangkitan Nasional 20 Mei, kita ingin mengingatkan bangsa ini mengenai terkoyaknya ke-Indonesiaan kita.

Akom mengharapkan minimal anggota pengurus SOKSI tidak ikut-ikutan memecah-belah bangsa. Dan menularkan pengetahuan ke setiap kadernya bahwa tidak pernah ada masalah soal kebhinekaan.

Dalam kesempatan itu Akom juga menceritakan kenapa dirinya mundur dari pencalonan Ketum DPP Partai Golkar, karena tidak ingin partainya terkoyak dan terpecah-belah.

"Ada yang bilang saya naif. Tapi keputusan sudah saya buat, demi keutuhan partai. daya masih muda, masih banyak kesempatan untuk tampil sebagai pemimpin Golkar ke depan," kata Akom yang disambut tepuk tangan meriah.

Akom menegaskan pilihan mundur dari pencalonan saat itu karena dirinya ingin mempraktekkan demokrasi yang bermartabat.

"Saya ingin mempraktekkan prinsip-prinsip demokrasi yang bermartabat. Tuhan masih menitipkan kepada saya akal sehat dan hati nurani. Meski saya kehilangan jabatan (ketua DPR). Jauh lebih penting dari sekadar jabatan tapi menghadirkan demokrasi yang bermartabat," kata Akom.

Pada kesempatab itu juga sekaligus dilakukan pelantikan pengurus Krida Wanita Swadiri Indonesia (KWSI) di bawah pimpinan Netty Komarudin. Lebih lanjut Netty menegaskan bahwa KWSI harus bangkit melakukan pengabdian kepada masyarakat.

"KWSI ke depan harus lebih banyak mengabdi kepada masyarakat dan diisi oleh orang-orang muda yang energik," kata Netty.

KWSI bukanlah organisasi tua yang diisi orang-orang tua, tetapi sudah harus berubah dengan banyaknya kader muda potensial mengisi setiap lini KWSI.

"KWSI juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk kembali merajut kebhinekaan. Jangan sampai gara-gara pilkada kita terpecah belah. Pilkada jangan sampai memecah belah kepentingan bangsa dan persatuan. Sudah jangan korbankan bangsa ini hanya karena pilkada," kata Netty.

(T.J004/A029)

Pewarta: Jaka Suryo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017