Tokyo (ANTARA News) - Jepang meluncurkan gerakan nasional untuk mendorong puluhan ribu pelaju bekerja dari rumah, demi mengurangi kepadatan kereta api dan jalanan menjelang Olimpiade Tokyo 2020 serta untuk mereformasi budaya gila kerja negara tersebut.

Sekitar seperempat dari total 127 juta penduduk negara itu tinggal di Tokyo dan prefektur sekitarnya.

Kota megapolis itu perlu mengurangi kepadatan saat jam sibuk agar dapat mengakomodasi wisatawan yang datang untuk menyaksikan Olimpiade.

“Hari Telework” negeri-swasta melibatkan sekitar 60.000 pekerja di lebih dari 900 perusahaan, organisasi, dan kantor pemerintah, menurut Kementerian Dalam Negeri Jepang, seperti dilansir AFP.

Mereka bekerja dari rumah, tidak perlu menjalani rutinitas pergi ke kantor dengan kereta yang penuh sesak atau mengemudikan mobil pribadi.

Kementerian Dalam Negeri tidak bisa menentukan jumlah partisipan berdasarkan wilayahnya, tapi sebagian besar dari mereka yang terlibat diyakini berada di Tokyo.

Ide tersebut mengikuti upaya teleworking pada saat Olimpiade London 2012. Jepang akan mengulangi gerakan tersebut pada tanggal yang sama selama dua tahun ke depan menjelang Olimpiade Musim Panas pada 24 Juli 2020.

“Teleworking bisa menjadi salah satu solusi” untuk kepadatan di kawasan metropolitan Tokyo, kata seorang pejabat pemerintah yang bertanggung jawab atas program itu.

(Baca: IOC akan sertakan kontingen pengungsi di Olimpiade 2020)

Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017