Makkah (ANTARA News) - Sebagian jemaah haji dari berbagai negara, termasuk Indonesia, telah menyelesaikan ibadah haji dengan sebelumnya melaksanakan mabit di perkemahaan Mina dan melempar jumrah terakhir. Informasi dari Mekkah, Jumat, menyebutkan bahwa pelontaran jumrah berjalan lancar. Kebanyakan jemaah haji Indonesia melontar jumrah di lantai dua dari tiga lantai yang dibangun pemerintah Kerajaan Arab Saudi. Jemaah Indonesia yang menyelesaikan ritual ibadah haji itu mengambil nafar awal sebanyak 42.294 orang, sedangkan sebanyak 151.623 orang mengambil nafar sani, yang akan melakukan pelontaran terakhir Sabtu (22/12) dini hari. Jemaah yang mengambil nafar awal, termasuk diantaranya Amirul Hajj yang juga Menteri Agama (Menag), Muhammad Maftuh Basyuni, dan rombongannya, antara lain Dirjen Haji, Slamet Riyanto, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Tarman Azam, Wakil Ketua PWI, Asro Kamal Rokan, Direktur Utama Radio Republik Indonesia (RRI), Parni Hadi, dan sejumlah pejabat Departemen Agama. Jemaah yang mengambil nafar awal dilakukan setelah wukuf, kemudian mabit di Mazdhalifa, kemudian ke Masjidil Haram untuk thawaf, sa`i, dan tahalul. Ritual berikutnya mabit di Mina dan melakukan jumrah. Sedangkan, nafas shani dilakukan dengan urutan setelah wukuf, mabit di Muzdhalifah kemudian mabit di perkemahan Mina, disusul pelontaran jumroh. "Kita bersyukur semua dapat berjalan lancar," kata Amirul Hajj, M. Maftuh Basyuni. Jumat hingga Sabtu, yang merupakan pelontaran terakhir bagi seluruh jemaah haji dari berbagai negara, diperkirakan akan berlangsung dalam suasana lebih padat dibandingkan hari-hari sebelumnya. Kementerian Haji Arab Saudi telah mengeluarkan peringatan agar jamaah jemaah haji mematuhi pelontaran, meski kini tempatnya lebih nyaman dibanding beberapa tahun silam. Jemaah haji Indonesia dilarang melontar pada jam 10.00 hingga 14.30 waktu Arab Saudi. Pengaturan itu untuk menghindari saat kepadatan, mengingat banyak jemaah mengambil nafar awal, sehingga jubelan para jemaah di jamarot tak bakal dapat dihindari. Hingga Jumat siang, pelaksanaan pelontaran berjalan lancar. Kendati begitu, banyak jemaah haji Indonesia harus dirawat karena kelelahan usai melontar dengan berjalan kaki sekitar 12 km (pulang pergi). Koordinator Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI), dr Joko Trihadi, yang dijumpai ANTARA News di perkemahaan Mina, mengatakan bahwa dibandingkan pada musim haji tahun lalu, maka hingga memasuki pelaksanaan jumrah terakhir, maka jumlah korban meninggal dari jemaah haji Indonesia lebih sedikit pada tahun ini. Hingga Jumat (21/12), jemaah haji Indonesia yang meninggal di tanah suci mencapai 125 orang, 14 orang diantaranya meninggal di Mina. Terjadi penurunan sekitar 50 persen dibandingkan tahun lalu, kata Joko Trihadi lagi. Penurunan angka kematian tersebut juga dapat ditekan dengan dikerahkannya dokter spesialis jantung, paru-paru, dan penyakit dalam. Kunjungan berobat di BPHI Mina tercatat sebanyak 60 orang, 13 orang diantaranya dirawat, dan 30 orang lainnya dirujuk ke RS Arab Saudi. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007