Malang (ANTARA News) - Menteri Pertahanan Timor Leste Dr. Julio Thomas Pinto, MA menegaskan, upaya pembunuhan terhadap Presiden Ramos Horta sama sekali tidak ada kaitannya dengan pemerintah Republik Indonesia (RI) maupun Tentara Nasional Indonesia (TNI). "Kami berharap pernyataan Presiden Ramos Horta yang menyangkutkan upaya penembakan dirinya dengan Desi Anwar belum lama ini tidak akan membawa polemik besar apalagi sampai merusak hubungan baik antara Indonesia dengan Timor Leste," katanya usai menjadi dosen tamu di Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Malang, Sabtu. Oleh karena itu, katanya, delegasi dari Timor Leste yang dipimpin Perdana Menteri (PM) Xanana Gusmao dalam kunjungannya ke Indonesia mulai Senin (28/4) hingga Selasa (29/4) juga akan membahas sekaligus menyelesaikan masalah tersebut, meski hal itu bukan menjadi satu-satunya tujuan. Menurut alumnus Unmuh Malang itu, akan lebih baik jika kedua negara (Indonesia dan Timor Leste) melakukan investigasi bersama agar hasil yang didapatkan juga diketahui bersama dan dipecahkan bersama solusinya sehingga tidak mengganggu hubungan yang telah terjalin dengan baik itu. Hanya saja, katanya, sebagai langkah awal untuk menguak upaya penembakan terhadap Presiden Ramos Horta oleh tentara desersi pimpinan Alfredo Reinato yang tewas dalam kasus tersebut, pemerintah Timor Leste telah menugaskan Kejaksaan Agung negara itu melakukan investigasi. Ia berharap, problem kecil yang menjadi `duri` dalam hubungan persahabatan Indonesia dengan negara bekas jajahan Portugal itu bisa diselesaikan dengan baik-baik tanpa melibatkan pengadilan. Sementara itu dalam kuliah tamunya Julio Thomas Pinto mengatakan, saat ini Timor Leste sedang membahas Undang-Undang (UU) tentang aset-aset yang ada di negara bekas provinsi ke-27 Indonesia tersebut. Ia mengatakan, aset yang ada di Timor Leste ada empat kriteria (kategori), yakni aset negara berupa gedung-gedung pemerintahan, aset BUMN seperti gedung Telkom, aset perusahaan swasta dan aset milik pribadi. "Aset milik Indonesia yang ditinggalkan di Timor Leste, sebagian sudah ada yang dibakar dan sekarang kami masih membahas UU untuk mengatur aset-aset itu. Komisi persahabatan Indonesia-Timor Leste juga sedang membahas masalah aset itu, sekarang dalam tahap negosiasi," katanya. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008