Jakarta (ANTARA News) - Operator seluler yang berbasis CDMA yakni PT Mobile-8 Telecom Tbk (FREN) dan PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) menunjukan kinerja yang berbeda sepanjang kuartal pertama 2008, FREN merugi sedangkan BTEL berhasil mencetak keuntungan. Dari laporan keuangan yang dipublikasikan Senin, FREN merugi Rp 22,3 miliar pada triwulan I 2008, Padahal pada periode yang sama sebelumnya perseroan masih memperoleh laba Rp26,07 miliar. Sementara BTEL pada kuartal pertama 2008 mencetak laba bersih Rp27,4 miliar atau tumbuh 68,5 persen dibanding periode yang sama sebelumnya. Dari laporan keuangan FREN nampak peningkatan beban usaha menggerus perolehan laba usahanya menjadi Rp2,78 miliar atau anjlok 90,36 persen dari sebelumnya Rp28,88 miliar. Beban usaha perseroan meningkat 33,78 persen menjadi Rp 207,36 miliar. Ditambah lagi beban lain-lain yang meningkat 51,7 persen menjadi Rp34,84 miliar dari sebelumnya Rp22,97 miliar. Akibatnya perolehan laba perseroan triwulan I 2008 merugi Rp22,3 miliar. Sementara total pendapatan perseroan sebesar Rp234 miliar, tumbuh 16,85 persen. Sementara itu Dirut BTEL, Anindya Bakrie mengatakan, pendapatan bersih perseroan tercatat Rp441,8 miliar di kuartal pertama 2008 atau meningkat 97,3 persen dari periode yang sama 2007 sebesar Rp 223,9 miliar. Sementara itu laba bersih perseroan juga tumbuh 68,5 persen. Jika di kuartal pertama 2007 laba bersih Bakrie Telecom tercatat Rp16,3 miliar, periode yang sama 2008 laba bersih perseroan meningkat menjadi Rp27,4 miliar. Menurut Jastiro Abi, Direktur Keuangan PT Bakrie Telecom Tbk peningkatan pendapatan tersebut antara lain diakibatkan peningkatan jumlah pelanggan Bakrie Telecom yang tumbuh 149,5 persen secara year on year. Pada kuartal pertama 2007 pelanggan Bakrie Telecom tercatat 1,8 juta, sedangkan periode yang sama 2008 tumbuh menjadi 4,49 juta pelanggan. "Kalau dibanding dengan catatan jumlah pelanggan Bakrie Telecom di akhir 2007 sebesar 3,8 juta, maka selama 3 bulan pertama 2008, jumlah pelanggan operator CDMA ini tumbuh 17,5 persen.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008