Jakarta (ANTARA News) - Ekspedisi terbang solo Sabang-Merauke oleh pilot Saleh Sudarajat menempuh total jarak 6.435km dengan pesawat ringan (micro light) pada 15 Mei sampai 17 Juni mendatang, akan mewarnai peringatan 100 tahun Kebangkitan Nasional. Sudradjat Rasyid, Deputi Menegpora Bidang Kewirausahaan Pemuda dan Industri Olahraga di Jakarta, Selasa, mengatakan, program kerjasama Kantor Menegpora dengan kelompok pencinta alam Wanadri juga bertujuan menggalang dana untuk pembanguna RS Khusus Gawat Darurat di Jatinangor, Bandung. "Ekspedisi ini bukan untuk mencari popularitas, tapi bertujuan untuk menggali semangat kebangsaan pemuda Indonesia," kata Sudradjat sambil menambahkan bahwa program tersebut juga didukung oleh TNI AD, AU, AL, Kepolisian dan DKP. Dengan menggunakan pesawat Pegasus GT 450-9125-100HP itu, akan berlangsung selama 34 hari dan akan menyinggahi 32 kota dan 15 propinsi. Pilot Saleh Sudradjat, anggota Wanadri kelahiran Bandung 55 tahun lalu itu, akan mengawali petualangan berbahaya itu dari Bandara Maimun Saleh di kota Sabang pada 15 Mei. Kota yang akan disinggahi adalah Medan, Pekanbaru, Palembang, Lampung, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, Mataram, Cenggu, Ende, Larantuka, Kalabahi, Pulau Kisar, Saumlaki, Tual, Dobo, Timika, Agats, Kimaan dan berakhir di Merauke. Saleh Sudradjat yang akrab disapa Kang Saleh itu sejak 2006 sudah mendapatkan inspirasi untuk mengarungi angkasa Nusantara dengan terbang solo dan ternyata ide tersebut mendapat tanggapan positif dari Menegpora Adhyaksa Dault. "Perjalanan terberat dan berbahaya adalah dari Tual menuju Merauke karena 85 persen dari rute tersebut adalah laut," kata Saleh. Selama perjalanan, Kang Saleh yang sudah bergabung dengan Wanadri sejak 1971 itu akan dilengkapi dengan peralatan canggih yang bisa "online" dengan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG). "Sebelum terbang, BMG sudah memberikan data mengenai perkiaraan cuaca," kata Saleh yang selama ekspedisi itu mendapat dukungan 58 personil di lapangan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008