Pontianak (ANTARA News) - Di mata aktor dan model Ferry Salim (41), ikan Arwana tidak hanya memiliki bentuk dan warna yang indah serta bernilai filosofi tinggi, namun juga wujud pengakuan semangat nasionalisme. "Saya tidak mau ikan Arwana terutama yang jenis Super Red diakui negara lain, karena hanya ada di Kalimantan," kata Ferry Salim di Pontianak, Rabu. Menurut dia, Arwana Super Red layak dimasukkan dalam "national treasure" Indonesia sehingga patut untuk dikembangbiakkan secara luas. "Kita harus menggaungkan ke seluruh dunia bahwa Arwana Super Red itu asalnya Indonesia, bukan Malaysia atau Singapura," kata dia. Ferry mengaku mulai tertarik dengan ikan Arwana sejak tahun 1980-an karena ada salah seorang kakaknya yang memelihara. Namun hingga kini, belum ada ikan Arwana yang ia koleksi. "Kebetulan ke Pontianak, sekalian minta cari yang bagus oleh ahlinya," kata ayah dua anak itu. Sebagai ikan purbakala, Arwana memiliki bentuk serta penampilan cantik dan unik. Tubuhnya memanjang, ramping, dan "stream-line", sedangkan gerakan berenangnya amat anggun. "Arwana mempunyai harmonisasi warna dan gerak tubuh yang sangat indah," kata Ferry Salim yang mengenakan kaos lengan panjang berwarna merah bertuliskan "shelookRED, super red arowana specialist" dengan gambar ikan Arwana. Selain itu, proses ikan Arwana saat berkembang biak juga mengandung nilai filosofi yang tinggi. Arwana betina tugasnya hanya bertelur. Kemudian, induk jantan memeram dan memelihara telur-telur itu di dalam mulut selama 40 hingga 50 hari sampai menetas. "Coba kalau proses itu juga terjadi pada manusia," kata dia. Ferry Salim datang ke Pontianak terkait dengan "The International Arwana Exhibition and Contest" di Pontianak Convention Center, 7 - 11 Mei 2008. Meski Sungai Kapuas merupakan asal ikan Arwana jenis Super Red, namun even itu merupakan yang pertama kalinya di Kalbar. Sebanyak seratus ekor Arwana Super Red akan adu kemolekan untuk memperoleh hadiah utama berupa mobil Grand Livina. Juri kontes tersebut berasal dari Indonesia, Jepang, Taiwan, Singapura dan Malaysia. Sedangkan pesertanya dari berbagai provinsi di Indonesia seperti Kalbar, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jakarta dan DI Yogyakarta.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008