Warsawa, Polandia, (ANTARA News) - Nada-nada berirama dari instrumen musik tradisional angklung mampu menggaet wakil Perdana Menteri Polandia Waldemar Pawlak yang ikut memainkan alat musik dari Jawa Barat itu. Permainan musik angklung interaktif yang melibatkan seluruh undangan dalam acara malam gala dinner pada Expo Indonesia memikat para undangan termasuk petinggi asal Polandia itu. Sekitar seribu undangan yang memenuhi ruangan konvensi Hotel Hilton di tengah kota Warsawa dengan antusias memainkan alat musik bambu itu dipandu Ika Widya dari Komunitas Saung Angklung Udjo. Di antara peserta permainan musik secara interaktif itu, selain PM Polandia terdapat Dubes RI untuk Polandia Hazairin Pohan dan istri serta Kepala BKPM Muhammad Lutfi dan Dirjen Amerika dan Eropa Deplu Retno LB Marsudi. Ika Widya (24) dengan caranya yang sangat memikat mengajak undangan untuk mempelajari cara bermain angklung dengan sangat membaca isyarat tangan untuk menentukan giliran tanda nada yang akan dimainkan. Masing-masing peserta memegang angklung dengan satu nada. Ika memberi aba aba dengan bahasa tangan itu untuk meminta setiap peserta menggerakkan angklung sesuai tangga nada dalam lagu yang dimainkan. Hasilnya, para diplomat dari sejumlah negara sahabat itu dengan bersemangat mengikuti permainan angklung tersebut untuk memainkan sejumlah lagu. Lagu anak anak yang sangat terkenal "Brother John" serta lagu "We are the Champion" dari kelompok musik The Queen dengan mudahnya dimainkan undangan mengikuti aba aba yang diperagakan oleh Ika Widya dengan cara memikat. "Everybody enjoyed and want to play it," ujar salah seorang undangan yang menghampiri Ika Widya yang sering memperkenalkan musik angklung ke berbagai Negara seperti Italia, Belanda, Swedia, Libanon dan Suriah itu. Menurut Ika, memainkan musik angklung sangat sederhana, tetapi tergantung pada cara mengkomunikasikannya dengan para undangan yang beragam dan datang dari berbagai Negara itu. "Istilahnya `tak kenal maka tak sayang` bukan," ujar gadis yang tampil manis mengenakan kebaya brokat dipandu kain batik itu. Sebanyak seribu alat musik dari bambu yang didatangkan dari Bandung itu juga dihadiahkan sebagai cendera mata dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI kepada para undangan usai "konser" angklung tersebut. (*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008