Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan makanan dan produk kesehatan, PT Unilever Indonesia Tbk, menggelar Festival Jajanan Bango (FJB) di tiga kota, kegiatan yang bertujuan melestarikan makanan tradisional khas Nusantara sekaligus mensukseskan Progam Visit Indonesia 2008. Foods Managing Director Unilever Indonesia, Okty Damayanti, dalam siaran persnya Senin mengatakan, dengan lebih menghidupkan wisata kuliner melalui FJB, Unilever berharap dapat ikut memajukan sektor pariwisata Indonesia. Menurut Okty, makanan tradisional khas nusantara mestinya dapat menjadi duta budaya untuk mempromosikan Indonesia kepada wisatawan mancanegara, dan menempatkan produk makanan khas nusantara itu lebih dikenal di negeri sendiri daripada makanan cepat saji dari negara lain yang juga berkembang pesat. Dalam festival yang diselenggarakan Unilever ini, dihadirkan berbagai makanan khas dari kota-kota yang menjadi tuan rumah FJB seperti Surabaya, Jakarta, dan Bandung. Beberapa makanan khas yang menjadi duta dalam kegiatan itu adalah Ketoprak Ciragil mewakili Jakarta, Nasi Bug Trunojoyo mewakili Malang, sajian Gudeg dari RM Adem Ayem mewakili Yogyakarta, Tengkleng Bu Edi mewakili Surakarta (Solo), Kupat Tahu Gempol mewakili Bandung, Soto Udang racikan RM Rinaldy mewakili Medan, Tutug Oncom olahan Saung Kiray mewakili Bogor, Coto Daeng Muchtar khas Makassar, dan Rawon Dengkul Nguling mewakili Surabaya. Para penunjung FJB, kata Okty, mendapatkan kesempatan untuk mencicipi aneka ragam masakan Nusantara tanpa harus mengunjungi satu-persatu daerah asal makanan khas dimaksud. "Kami sangat gembira melihat animo masyarakat dan para penjaja makanan terhadap FJB yang digelar tahun lalu. Tidak hanya ibu-ibu, tetapi bapak-bapak dan para remaja juga turut berpartisipasi. Hal ini sesuai dengan target Bango yang memang menempatkan FJB sebagai ajang untuk memperkenalkan salah satu warisan budaya yaitu kuliner dan kemasan pertunjukan seni tradisi kepada berbagai generasi dan segenap lapisan masyarakat," kata Memoria Dwi Prasita, Manajer Merek Bango, Perusahaan yang didirikan pada 5 Desember 1933 dengan nama Zeepfabrieken N.V. Lever ini, berganti nama manjadi Unilever Indonesia pada 1980 dan go public melalui Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia) pada 1981. Pada 2007 lalu, Unilever telah menandatangani perjanjian bersyarat dengan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (Ultra), sehubungan dengan pengambilalihan industri minuman sari buah merek “Buavita” dan “Gogo” dari Ultra ke Unilever. Unilever dan Ultra telah menyelesaikan transaksi tersebut pada Januari 2008.

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008