Santo Domingo (ANTARA News) - Presiden Dominika Leonel Fernandez, yang dipuji karena melepaskan negara Karibianya dari kemerosotan ekonomi, terpilih kembali untuk jabatan yang sama, Jumat waktu setempat (Sabtu WIB), meraih lebih dari suara yang cukup untuk menghindari pemilihan putaran kedua. Dengan 49 persen suara dari tempat pemungutan suara dihitung, badan pemilihan pusat mengumumkan Fernandez dari Partai Pembebasan Dominika yang berhaluan tengah meraih 53 persen, sementara saingan terdekatnya Miguel Vargas Maldonado dari Partai Revolusioner Dominika yang berhaluan kiri tengah, memperoleh 41 persen. "Saya menerima dan mengakui hasil-hasil pemilu," kata Vargas, seorang pengusaha, dalam satu pidato di markas kampanyenya dikutip Reuters. Francisco Javier Garcia, ketua kampanye Fernandez mengatakan , "rakyat Dominika , dengan suara mereka ,memutuskan tidak akan membiarkan sampai besok apa yang mereka dapat selesaikan hari ini." Fernandez mendapat warisan ekonomi yang hancur tahun 2004 ketika menjadi presiden untuk kedua kalinya. Ambruknya sebuah bank besar tahun 2003 menyebabkan inflasi tinggi , membawa pemerintah Dominika teperosok jauh kedalam situasi ekonomi yang sulit dan memicu penurunan tajam. Dengan bantuan pinjaman-pinjaman dari Dana Moneter Internasional , Fernandez berhasil mengubah keadaan, walaupun kemiskinan tetap luas. Pemilu Jumat yang berhasil dimenangkan Fernandez untuk masa jabatan ketiganya ditandai aksi-aksi kekerasan. Paling tidak delapan orang termasuk dua pejabat dari partai yang berkuasa, mengalami luka tembak di negara itu, satu daerah tujuan wisata utama Karibia yang pernah diperintah para penguasa yang otoriter. Di kota Bonao, 83km utara ibukota Santo Domingo, para saksi mata mengatakan orang-orang lari meninggalkan tempat pemungutan suara karena panik ketika seorang anggota Kongres yang mewakili partai Vargas menembak Candido Caba, seorang pemimpin lokal Partai Pembebasan Dominika. Tiga orang lainnya, termasuk seorang mantan anggota Kongres, ditembak mati dalam satu bentrokan antara para pendukung Fernandez dan Vargas , Rabu malam di Villa Vasquez, sekitar 200km baratlaut ibukota itu, kata para pejabat. Tetapi Fernandez, 54 tahun yang pertama kali menjadi presiden tahun 1996 sampai 2000 sebelum memenangkan kembali jabatan itu tahun 2004 mengemukakan kepada wartawan setelah penghitungan suaranya di Santo Domingo bahwa pemungutan suara itu umumnya berjalan damai. Kurang dari enam juta dari 9 juta penduduk Republik Dominika terdaftar untuk sebagai pemilih. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008