Jakarta (ANTARA) - Republik Dominika dan Centro Caribe Sports, sebuah organisasi olahraga di kawasan Amerika Tengah dan Karibia menunjukkan aksi solidaritas membantu perjalanan Haiti menuju Olimpiade Tokyo yang terkendala karena krisis usai insiden pembunuhan Presiden Jovenel Moise.

Presiden Komite Olimpiade Haiti (COH) Hans Larsen mengakui krisis di negaranya dapat menyebabkan masalah perjalanan bagi enam atlet yang tampil di Tokyo.

Dilansir Inside The Games, Jumat, pembunuhan Jovenel Moise telah menyebabkan kekacauan politik dan sosial lebih lanjut di Haiti, negara termiskin di Amerika.

Baca juga: Presiden IOC peringatkan atlet tidak "demonstrasi politik" di podium
Baca juga: Minat dunia ikuti Olimpiade Tokyo meredup


Aksi solidaritas ini mendapat apresiasi dari Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach.

"Kolaborasi ini merupakan contoh solidaritas yang ditunjukkan Gerakan Olimpiade di masa-masa paling sulit," kata Bach dalam sebuah surat untuk Luis Mejia Oviedo, Presiden Centro Caribe Sports.

"Solidaritas yang ditunjukkan, membantu Olimpiade Tokyo untuk dikenang sebagai kemenangan persatuan antar negara atas hasil olahraga. Bersama-sama, kita lebih kuat.

Haiti bersaing di Olimpiade untuk kali pertama pada 1900. Kemudian, sejak Olimpiade Los Angeles pada 1984, Haiti tak pernah absen dan sepanjang sejarah telah mengantongi dua medali yakni, perak (Olimpiade 1928) dan perunggu (1924).

Baca juga: Atlet angkat besi Uganda menghilang di Jepang sebelum Olimpiade
Baca juga: Indonesia percaya prokes yang diterapkan tuan rumah Olimpiade Tokyo

 

Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2021