Jakarta (ANTARA) - Konsumsi makanan sehat dan beragam adalah cara terbaik mendapatkan vitamin dan mineral yang diperlukan janin pada masa kehamilan.

Suplemen dan vitamin tambahan bisa jadi solusi mencegah risiko tubuh kekurangan nutrisi.

Dokter Kevin Adrian dari ALODOKTER dalam keterangan resmi, Jumat, mengatakan beberapa kandungan terpenting yang paling diperlukan oleh ibu hamil dari suplemen kehamilan adalah asam folat, vitamin D, kalsium dan zat besi.

Asam folat

Asam folat diperlukan untuk mencegah terjadinya neural tube defect (NTD), yaitu cacat pada sistem saraf bayi. NTD biasanya mulai berkembang pada 28 hari pertama setelah pembuahan.

Pada masa itu, kebanyakan perempuan bahkan belum menyadari bahwa mereka hamil. Oleh karena itu perempuan yang sedang menjalani program kehamilan, disarankan mengonsumsi 400 -800 mikrogram asam folat setiap hari sampai kehamilan mencapai usia 3 bulan.

Asam folat alami dari makanan seperti sayuran hijau, sereal atau gandum, kacang-kacangan, dan jeruk. Namun suplemen kerap tetap diberikan karena asam folat dalam bentuk suplemen atau tablet lebih mudah diserap tubuh.

Vitamin D dan kalsium

Ibu hamil atau ibu menyusui disarankan mengonsumsi 10 mikrogram vitamin D dan 1.000 mg kalsium tiap hari. Vitamin D dan kalsium berperan dalam kesehatan tulang dan gigi dan pada masa kehamilan berguna menunjang pertumbuhan tulang bayi.

Kekurangan vitamin D membuat anak-anak rentan untuk mengalami pertumbuhan tulang yang abnormal.

Sementara itu, kalsium dibutuhkan janin untuk membentuk tulang. Kalsium dapat ditemukan di makanan seperti tahu, tempe, kacang merah, susu kedelai, susu, keju, yoghurt, sayuran berdaun hijau, sarden, salmon, dan kacang-kacangan.

Vitamin D secara alami bisa didapat dari ikan seperti salmon dan sarden, telur, dan daging. Berjemur di bawah sinar matahari juga merupakan sumber vitamin D terbaik bagi tubuh.

Zat besi

Zat besi dibutuhkan untuk membentuk sel-sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh bagian tubuh dan juga kepada bayi. Kekurangan zat besi akan menimbulkan anemia yang bisa membuat ibu hamil terus-menerus merasa lelah, pusing, lemah, dan pucat.

Selain itu, zat besi sebagai asupan nutrisi ibu hamil juga sangat penting bagi pertumbuhan janin. Kekurangan zat besi pada masa kehamilan membuat risiko bayi menderita anemia setelah lahir lebih tinggi. Kondisi ini juga meningkatkan risiko bayi untuk lahir prematur dan lahir dengan berat badan rendah.

Suplemen penambah zat besi bisa menyebabkan efek samping berupa konstipasi, diare, dan mengganggu penyerapan nutrisi-nutrisi lain yang dibutuhkan tubuh.

Cobalah untuk mendapatkan zat besi dari sumber-sumber alami terlebih dahulu, seperti daging tanpa lemak, sayuran berdaun hijau gelap, buah kering, dan kacang-kacangan. Tapi jika masih tidak cukup, dokter bisa menyarankan untuk mengonsumsi suplemen zat besi.

Kevin mengingatkan bahwa suplemen vitamin adalah pelengkap, bukan pengganti makanan. Dia menegaskan jangan mengonsumsi vitamin dalam dosis terlalu tinggi karena justru bisa berdampak buruk bagi tubuh dan janin.

Baca juga: Ibu hamil dan anak harus lebih hati-hati terhadap polusi udara

Baca juga: Hal yang perlu diketahui ibu hamil di kelas laktasi

 

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2019