Magelang, (ANTARA News) - Para biksu dari berbagai sangha melantunkan doa perdamaian dunia selama 24 jam di pelataran Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dalam rangkaian perayaan Trisuci Waisak tahun 2008. "Selama 24 jam para biksu melantunkan doa, membacakan paritha dan suthra di pelataran," kata Ketua Panitia Waisak 2008, Sugiyanto, di Magelang, Senin. Doa dilakukan dengan duduk bersila di sebuah tenda samping altar utama yang didirikan di pelataran barat candi, di Zona I Borobudur. Mereka duduk bersila dan melantunkan doa dengan menghadap ke Candi Borobudur yang dibangun sekitar abad ke-9 masa Dinasti Syailendra dan kini menjadi warisan peradaban dunia itu. Perayaan Waisak 2008 dilakukan Konferensi Sangha Agung Indonesia (KASI). KASI terdiri tiga sangha yakni Theravada, Mahayana, dan Sangha Agung. Puncak Waisak 2008 jatuh Selasa (20/5) pukul 09.11.08 WIB. Umat akan melakukan meditasi detik-detik Waisak 2008 di pelataran Candi Mendut sekitar tiga kilometer timur Candi Borobudur kemudian prosesi jalan kaki melewati Candi Pawon menuju Candi Borobudur untuk melakukan persembahyangan. Ia mengatakan, doa selama 24 jam oleh para biksu dimulai Senin (19/5) sekitar pukul 09.00 WIB dan akan berakhir Selasa (20/5) sekitar pukul 09.00 WIB. "Para biksu sangha dibagi dalam beberapa kelompok, dan setiap kelompok melantunkan doa-doa selama dua jam, terus menerus bergantian," katanya. Ia menjelaskan, doa yang dilakukan para biksu itu untuk keselamatan dan kedamaian seluruh umat manusia di dunia dan secara khusus untuk Bangsa Indonesia. Berbagai persiapan menyambut puncak Waisak dilakukan panitia KASI baik di Candi Mendut maupun Candi Borobudur. Sebuah altar didirikan di pelataran Borobudur dengan tiga payung berwarna kuning keemasan. Bagian panggung dihiasi dengan relief perjalanan Sang Buddha. "Kami merintis perayaan Waisak yang lebih sakral, altar utama di pelataran Borobudur sengaja tidak dipasang patung Sang Buddha dengan pemahaman Candi Borobudur sebagai simbol utama Sang Buddha," katanya. Di pelataran Candi Mendut telah dirikan altar utama dengan sebuah patung Sang Buddha relatif besar warna kuning keemasan dengan tiga payung di belakangnya. Di tepi kanan dan kiri jalan raya dari depan Candi Mendut hingga Borobudur terpasang ratusan umbul-umbul dengan gambar bendera KASI, sedangkan ratusan pedagang menggelar aneka dagangan di pinggir jalan tersebut. (*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008