Jakarta (ANTARA News) - Presiden RI periode 1999-2001, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), diminta untuk turut membantu menyelesaikan krisis di Myanmar, dan mendorong demokratisasi di negara itu. Permintaan tersebut disampaikan Bhiksu Ashin Nayaka dari Organisasi Internasional Biksu Burma dan Direktur Eksekutif Kaukus Antar Parlemen Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk Myanmar (AIPMC), Roshan Janson, ketika bersama beberapa bhiksu dan anggota AIPMC menemui Gus Dur di Jakarta, Jumat. "Saya menyampaikan pesan kepada Gus Dur dari para bhiksu di Burma. Kami butuh bantuan agar Burma segera keluar dari krisis," ujar Ashin, yang lebih suka menyebut negaranya Burma daripada Myanmar. Menurut Ashin, krisis yang melanda negaranya selain akibat tindakan represif pemerintah junta militer, juga akibat serangan badai tropis yang melanda Yangon, kota utama di Myanmar. "Kami mengetahui Gus Dur adalah seorang yang sangat mendukung nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia," katanya. Sementara itu Roshan Jason berharap agar Gus Dur mendorong pemerintah Indonesia lebih pro-aktif dalam menyikapi krisis di Myanmar sebagai sesama anggota ASEAN. "Kami berharap Indonesia bisa mendesak pemerintah Burma lebih terbuka pada dunia luar," kata Roshan yang juga anggota komite nasional dan internasional Amnesty International. Menanggapi hal itu Gus Dur menyatakan mendukung perjuangan demokrasi dan HAM di Myanmar. Menurut Gus Dur, kondisi Myanmar saat ini mirip dengan Indonesia di era kepemimpinan Presiden Soeharto. Hanya saja, kata Gus Dur, ia tidak bisa menjamin Pemerintah Indonesia bisa bertindak sesuai yang diharapkan para tamunya itu, sebab Indonesia kini juga dalam situasi yang sulit. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008