Makassar (ANTARA News) - Penyaluran dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi keluarga miskin di sejumlah kantor Pos di Makassar, Sabtu, sepi dari antrean warga karena pola penyalurannya beda dengan tahun 2005. "Penyaluran tahun ini sepi antrean karena pihak kantor Pos setempat menjadwal warga yang datang menerima BLT sesuai dengan kecamatan yang dilayani, disamping ada sosialisasi BLT ke masyarakat sebelum dana itu disalurkan," kata Wakil Gubernur Sulsel, Agus Arfin Nu`mang, di Makassar, Sabtu. Seusai meninjau kegiatan pelayanan BLT di Kantor Pos Besar Makassar, Agus mengakui bahwa masih banyak warga miskin yang tidak mengetahui bahwa mulai hari ini ada penyaluran BLT yang nilainya Rp300 ribu/KK. "Saya salut dengan pola yang terjadwal yang diterapkan kantor Pos Besar Makassar," katanya. Ia menilai, upaya seperti ini perlu dikembangkan tahun depan guna menghindari bertumpuknya penerima BLT di lokasi itu. Pada tahun 20905, banyak warga, terutama yang lanjut usia (lansia) yang pingsan di depan loket karena padatnya antrian dan lamanya menunggu pelayanan. Menurut mantan Ketua DPRD Sulsel itu, pelayanan yang cukup lancar dan tertib ini tidak merepotkan juru bayar BLT maupun aparat kepolisian yang mengawasi kegiatan tersebut yang setiap harinya dimulai pukul 09.90 hingga pukul 15.00 wita. Agus berharap, pola penyaluran seperti ini akan diterapkan lebih baik pada penyaluran BLT di kota-kota lain di Sulsel yang akan segera menyusul. Makassar adalah satu-satunya kota di Sulawesi bahkan di Kawasan Timur Indonesia (KTI) yang hari ini telah menyalurkan BLT untuk warga miskin. Kepala Kantor Pos Besar Makassar, Arifin Muchlis secara terpisah mengatakan, jumlah warga yang layak menerima dana kompensasi BBM di Makassar untuk periode Juni - Agustus 2008 tercatat 70.160 kepala keluarga (KK) dengan dana keseluruhannya Rp24 miliar lebih atau tiap KK mendapat RP300 ribu. Mereka ini dilayani pada 12 titik penyaluran bantuan BLT yang tersebar di kota Makassar. Jumlah penerima dana kompensasi tahun ini

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008