Jakarta, (ANTARA News) - Pembayaran bantuan langsung tunai (BLT) tahap pertama di ibukota Jakarta yang dimulai Sabtu pagi berjalan lancar meski masih diwarnai antrian para penerima bantuan. Di Kantor Pos Jakarta Timur, Jalan Pemuda Nomor 79, puluhan penerima BLT sudah berdatangan sejak pukul 07.00 WIB dan langsung mengantri di depan meja petugas pemberi nomor antrian. Setelah mendapatkan nomor antrian mereka kembali mengantri, sebagian berbaris dan sebagian duduk di sekitar 30 kursi yang disediakan di depan kantor pos. Mereka menunggu panggilan petugas yang akan memverifikasi kupon dan memberikan uang tunai senilai Rp300 ribu rupiah kepada setiap wakil rumah tangga miskin penerima BLT. Panjang antrian di depan petugas pemberi nomor antrian dan loket pembayar pada pagi hingga pukul 10.30 WIB paling panjang sekitar empat meter namun setelah itu antrian hanya sepanjang satu meter. Untuk mencegah adanya antrian panjang, PT Pos bahkan membuka dua loket pembayaran darurat di depan gedung kantor Pos disamping lima loket yang disediakan di dalam gedung PT Pos Jakarta Timur. "Prosedur pelayanan tetap dilakukan sesuai standar, diverifikasi dulu kuponnya dengan bukti kartu tanda penduduk penerima dan baru dibayar," kata Kepala Kantor Pos Jakarta Timur Yatno Bobby. Setelah pukul 11.00 WIB, kedatangan penerima bantuan tunai cenderung mengalir sehingga hampir tidak ada antrian di depan loket pembayaran BLT. Kondisi juga belum berubah ketika hari menjelang siang dan suhu udara memanas sehingga sejumlah pekerja kemudian mendirikan tenda peneduh bagi penerima BLT yang akan datang untuk mengambil bantuan. Hingga pukul 11.20 WIB sebanyak 1.030 dari 7.018 penerima BLT yang terdaftar di kantor Pos tersebut sudah terlayani. "Kami memang sudah berusaha mengatur sedemikian rupa supaya semua berjalan lancar. Hari ini hanya untuk penerima Kecamatan Cakung dan Pulogadung, besok untuk kecamatan yang lain dan seterusnya," katanya. Penerima BLT berusia lanjut juga mendapat layanan khusus dari petugas. "Bagi yang lansia, didahulukan pelayanannya," kata Yatno. Petugas keamanan yang berjaga di lokasi pembayaran juga mengantar penerima BLT yang sudah berusia lanjut ke loket pembayaran dan membantu mereka keluar dari antrian sampai naik ke angkutan. "Tahun ini memang lebih enak, tidak lagi harus mengantri lama seperti tahun lalu. Pelayanannya juga cepat," kata Abd. Rahman (45), penerima BLT dari RT 07 RW 04 Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur. Sapri (72), warga Kampung Rawa Badung Kelurahan Jatinegara yang datang ke Kantor Pos sekitar pukul 10.00 WIB kali ini juga tidak perlu mengantri untuk mendapatkan bantuan. "Cepet tadi, datang langsung bisa ambil," kata bapak dari enam anak yang sehari-hari bekerja sebagai pengangkut sampah rumah tangga itu. Di Kantor Pos Jakarta Pusat, antrian panjang penerima BLT yang pada 2005 mewarnai pembayaran bantuan tunai tahap pertama, kali ini juga tidak tampak. Penerima BLT juga bisa menunggu sambil duduk di kursi-kursi yang diletakkan di bawah tenda di depan gedung Kantor Pos yang terletak di Jalan Lapangan Banteng Utara Nomor 1 Jakarta Pusat. "Alhamdulillah lancar, tidak ada antrian panjang di depan loket yang disediakan karena warga mematuhi jadwal pembayaran yang sudah ditetapkan," kata Kepala Kantor Pos Jakarta Pusat Supendi. Menurut dia, hingga pukul 13.00 WIB sebanyak 750 dari 4.606 rumah tangga miskin yang tercatat harus mengambil BLT di Kantor Pos Jakarta Pusat sudah terlayani. "Rumah tangga sasaran yang sudah terlayani 750, sebagian besar sudah terlayani karena sesuai jadwal empat hari pelayanan utama setiap hari target pelayanan antara 1.100 sampai 1.200 rumah tangga sasaran," katanya seraya menambahkan hari Minggu PT Pos tidak membuka layanan pembayaran BLT. Di Kantor Pos Serdang, Kecamatan Kemayoran dan Kelurahan Kebon Kacang, Kecamatan Tanah Abang, pembayaran BLT juga berjalan lancar, tanpa ada keributan atau antrian panjang. Meski secara keseluruhan pembagian BLT di kantor pos yang ada di Jakarta Timur dan Pusat lebih lancar dibanding pembagian BLT 2005 namun masih ada insiden kecil yang mewarnai pembagian bantuan tunai. Beberapa penerima BLT mengeluh tidak bisa langsung mengambil bantuan karena tidak membawa dokumen yang diperlukan seperti surat kuasa atau kartu tanda penduduk kepala keluarga. (*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008