Yogyakarta, (ANTARA News) - Seorang nenek berusia sekitar 70 tahun menyimpan uang Bantuan Langsung Tunai (BLT) di balik pakaian dalam atas agar aman. Wahidah, warga Kecamatan Pakualaman, Kota Yogyakarta ini baru saja menerima pembagian BLT bersama warga lainnya di Kantor Pos Besar Yogyakarta, Sabtu. Enam lembar uang pecahan lima puluh ribuan itu ia lipat bersama kartu BLT kemudian dimasukkan ke kantong plastik pemberian Kantor Pos. Kantong plastik itu selanjutnya diselipkan di balik pakaian dalam penutup dada. Nenek yang tertatih dan pendengarannya sudah berkurang itu berulang-ulang menepuk-nepuk dada kirinya untuk memastikan uang BLT Rp300 ribu berada di tempatnya. "Numpak becak bareng anakku (naik becak bersama anak saya)," kata Wahidah ketika ditanya bagaimana dirinya bisa sampai ke Kantor Pos. Dia mengenakan kain batik panjang serta kebaya merah bermotif bunga warna biru. Wahidah hanya tersenyum ketika ditanya uang BLT itu akan digunakan untuk keperluan apa. Sukiyem, Jumat (23/5), harus pulang ke rumah tanpa membawa sepeser uangpun karena penundaan pembagian BLT yang awalnya hari Jumat menjadi Sabtu. Nenek berusia 63 tahun ini berniat menggunakan uang bantuan itu untuk mengobati kaki kanannya yang sakit. Pada hari pertama penyaluran BLT tidak terjadi antrean panjang seperti tiga tahun lalu. Tahun ini pembagiannya berjalan tertib dan lancar. Sebuah spanduk bertuliskan `Semua Pasti Kebagian` tampak terpampang di lokasi pembagian BLT di halaman belakang Kantor Pos Besar Yogyakarta. "Hari ini lancar, tidak seperti tiga tahun lalu," kata Solikhin, salah seorang penerima BLT warga Kecamatan Gondomanan yang sehari-harinya menjadi buruh. Kantor Pos Besar Yogyakarta pada hari pertama menargetkan melayani 2.000 Rumah Tangga Sasaran (RTS) dari total 2.666 RTS dari tiga kecamatan yaitu Pakualaman, Gedongtengen dan Kecamatan Gondomanan. Pembagian BLT dimulai pada pukul 08.00 WIB, atau lebih cepat satu jam dari jadwal yang ditetapkan pemerintah yaitu pukul 09.00 WIB. Loket buka hingga pukul 17.00 WIB. "Kami membuka pelayanan lebih cepat agar masyarakat juga lebih cepat bisa menikmati bantuan tersebut," kata Herkules, Manajer Bisnis Reguler Kantor Wilayah Usaha Pos VI Semarang yang membawahi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Salah seorang warga Kota Yogyakarta, Aziz Sri harus bersabar, karena dirinya tidak memperoleh BLT pada 2008. "Dulu (2005) saya mendapat BLT, tetapi kenapa tahun ini tidak memperoleh BLT. Padahal, tidak ada perubahan dalam kehidupan keluarga saya. Orang-orang di RT saya dulu menerima BLT, dan tahun ini juga mendapat kartu BLT," katanya, setelah dirinya mengadu ke petugas Pos Pengaduan. Warga Sayidan, Kelurahan Prawirodirjan, Kecamatan Gondomanan ini membawa kartu BLT yang pernah diterimanya pada 2005, kemudian ditunjukkan kepada petugas sebagai bukti bahwa dirinya pernah menerima BLT pada tiga tahun lalu. Upayanya mengadu ke Kantor Pos belum membuahkan hasil, karena petugas menyarankan agar Aziz bersabar dan menunggu dua atau tiga hari. Jika setelah tiga hari tidak ada perkembangan yang berarti, ia disarankan mengurus ke kantor kecamatan untuk mempertanyakan masalah itu. Di wilayah Kota Yogyakarta terdapat satu Pos Pengaduan yang berada di kompleks kantor walikota. Ada 19.111 RTS di Kota Yogyakarta yang akan menerima BLT 2008. Data tersebut mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS) 2005 dan 2006. Pemerintah memberikan BLT kepada 19,1 juta keluarga miskin per bulan selama 18 bulan sebagai kompensasi kenaikan harga BBM.(*)

Oleh
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008