Bandung (ANTARA News) - Pimpinan Pondok Pesantren Al-Mizan Jatiwangi, Majalengka, Maman Imanulhaq, yang menjadi salah satu korban penyerangan laskar Front Pembela Islam (FPI) meminta semua fihak mencegah penyelesaian kasus itu dengan cara kekerasan. "Saya sudah sehat. Tolong aksi kekersan tempo hari jangan dibalas dengan kekerasan pula, itu tak perlu dilakukan karena pekerjaan ke depan jauh lebih penting untuk diperjuangkan," kata Maman Imanulhaq kepada wartawan di Bandung, Selasa. Maman yang baru pulang setelah menjalani perawatan di RS MMC Jakarta, singgah dulu di Kota Bandung serta bertemu dengan komunitas masyarakat Jabar di sebuah rumah makan di pusat Kota Bandung itu. Atas kejadian itu, ia sudah melaporkan kasus yang menimpa dirinya serta ratusan massa Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) ke Polda Metro Jaya. "Biarlah proses hukum ditegakan oleh aparat, jangan balas kekerasan dengan kekerasan," katanya. FPI ceroboh lakukan penyerangan! Aparat lambat bertindak! Ia mendesak pemerintah untuk bertindak tegas terhadap kelompok Laskar FPI karena sudah bertindak ceroboh dengan melakukan penyerangan. Pada kesempatan itu, Maman juga menyayangkan aparat keamanan yang bertindak lambat dalam mengamankan acara itu sehingga massa FPI dengan leluasa menyerang kelompok AKKBB. "Saat itu kami diserang dari dua arah, tak ada perlawanan apapun, namun mereka terus menendang dan memukuli baik dengan tangan kosong maupun dengan kayu dan bambu," katanya. Akibatnya, Maman dan beberapa korban kekerasan itu harus mendapatkan perawatan medis. Bagian kepala dan dagu pimpinan Ponpes Al-Mizan itu masih dibalut perban. Namun ia tampak sehat dan segar ketika diminta kesediaanya memaparkan kronologis penyerangan di kawasan Monas, Jakarta itu. "Saya datang atas nama pimpinan pesantren Al-Mizan untuk sama-sama memperingati kelahiran Pancasila sekaligus membawa pesan moral untuk menghentikan kekerasan dalam penyelesaian masalah, eh ternyata kami sendiri mendapat aksi kekerasan," kata Maman. Maman mengaku `kuatir` karena cukup banyak menerima SMS yang menyatakan kesiapan untuk melakukan aksi balasan dari beberapa elemen dan simpatisannya. "Saya kuatir, sehingga cepat-cepat keluar dari rumah sakit. Saya masih pusing-pusing dan sakit kalau bersin. Namun saya sudah sehat, dan malam ini akan ketemu dengan teman-teman dan mereka yang bersimpati kepada saya di Cirebon," kata Maman.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008