Jakarta (ANTARA News) - Pengoperasian Kereta Rel Listrik (KRL) AC kelas ekonomi malam jurusan Jakarta Kota-Bogor, pada hari pertama (Senin,9/6) dijejali sekitar 600 penumpang bahkan sebagian di antaranya berdiri. "Kalau seperti ini kondisinya, kami perkirakan penumpang mencapai sekitar 600 orang," kata Koordinator Petugas Keamanan Pakuan Ekpress Mohammad Azis Arrosid, kepada ANTARA News, di Jakarta, Senin malam. KRL berangkat dari Stasiun Kota pukul 22.35 WIB berhenti di semua stasiun, dan dijadwalkan tiba di Stasiun Bogor sekitar pukul 00.02 WIB. Berdasarkan pantauan ANTARA News, penumpang dengan jumlah cukup banyak naik di Stasiun Kota, kemudian di stasiun sekitarnya seperti Pangeran Jayakarta, Sawah Besar, dan Cikini. Pelayanan loket karcis di setiap stasiun juga tidak mengalami kendala, dan dengan sigap petugas melayani calon penumpang yang akan membeli tiket. Jadwal perjalan tepat, pemeriksaan karcis berjalan lancar, juga pengamanan di stasiun maupun di atas KRL ketat dengan mengerahkan petugas yang siap mengatasi berbagai masalah keamanan. Namun pada hari pertama pengoperasian KRL AC kelas ekonomi jurusan Jakarta-Bogor tersebut diwarnai adanya penumpang yang tidak memiliki karcis. Saat kereta saat berhenti di Stasiun Jayakarta untuk mengangkut penumpang, dan ketika petugas sedang memeriksa, kata Mohammad Azis, empat orang penumpang di gerbong lima diketahui tidak memiliki karcis. Petugas langsung menangkap mereka, namun tiga orang di antaranya melarikan diri sehingga hanya membekuk satu orang bernama Johnson (23). "Penumpang gelap" tersebut sempat dihakimi penumpang lain yang merasa terusik akibat ulah pemuda yang mengaku baru datang dari Maluku itu. Ia juga digelandang dan diturunkan di Stasiun Manggarai untuk diproses hukum lebih lanjut. "Untuk hari pertama kami menyiapkan tiket denda sesuai dengan harga karcis yang berlaku. Setelah itu jika ada penumpang yang tidak memiliki karcis akan dikenakan denda lebih dari harga karcis yang sebenarnya," kata Mohammad Azis. Untuk mengawasi dan mengamankan penumpang KRL AC kelas ekonomi malam ini dikerahkan sekitar 16 orang petugas, terdiri atas tiga orang polisi Brimob, 2 anggota TNI, dan sekitar 11 orang personil pengamanan khusus kereta api (Pamsuska). Tambah operasi Pengoperasian KRL malam hari sesungguhnya sangat didambakan masyarakat, selain karena dibutuhkan khususnya para pekerja yang pulang larut malam juga dapat mengurangi biaya transportasi. Chodari (45), warga Villa Permata kawasan Bojong Gede mengatakan, sangat tertolong dengan layanan KRL AC ekonomi kelas ekonomi malam hari. "Biasanya kalau menggunakan kendaraan umum sampai ke kediaman saya dibutuhkan setidaknya Rp20.000, apalagi sekarang harga BBM sudah naik, bisa-bisa Rp30.000 sampai rumah,"kata Chodari, karyawan PT Gajah Tunggal di kawasan Sudirman, Jakarta. Sementara itu Linda (21) karyawan toko tekstil di kawasan Pasar Baru, mengaku senang ada penambahan jadwal kereta karena perusahaan tempatnya bekerja tutup sekitar pukul 21.15 WIB. Meski Chodari Linda berharap agar ada kereta tambahan yang dioperasikan sebelum KRL AC ekonomi malam dijalankan. "Jaraknya jauh, saya menunggu di stasiun Juanda pukul 21.25 WIB sementara KRL AC ekonomi singgah sekitar pukul 22.43 WIB," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008