Beijing (ANTARA News) - Topan tropis Fengshen menghantam China selatan, Rabu, setelah menerjang Filipina pekan lalu, menyebabkan hujan, menumbangkan pohon-pohon dan membuat sekolah-sekolah, pasar-pasar, serta pusat bisnis di Hong Kong ditutup. Perancah bambu ambruk dan pohon-pohon roboh di jalan-jalan raya yang hampir sepi di bekas koloni Inggris itu, sementara pelabuhan Victoria dihantam gelombang besar. Tidak ada segera laporan-laporan tentang korban. Pasar-pasar tutup sementara angin di daerah-daerah terpencil mencapai kecepatan 186km per jam, tetapi akan dibuka bagi perdagangan Rabu petang pukul 06:30GM (13:30 WIB) ketika topan itu meninggalkan daratan dan kota berpenduduk tujuh juta jiwa itu mencabut peringatan topan. Fengshen, yang kekuatannya menurun dari topan pekan ini, menghantam Filipina tengah, Sabtu yang menimbulkan banjir dan aliran listrik putus. Ratusan orang dikuatirkan tewas setelah sebuah feri karam dan tenggelam. Fengshen yang berarti "tuhan angin" dalam bahasa China, menyebabkan hujan di daerah timur Hong Kong , yang menimbulkan hujan lebat di provinsi Guangdong, pusat industri China , yang sudah dilanda banjir musim panas terburuk dalam puluhan tahun. Diperkirakan topan itu bergerak ke utara melintasi Guangdong dan menimbulkan hujan lebat di satu daerah luas China selatan termasuk provinsi-provinsi Fujian, Guangxi, Jiangxi dan Hunan, kata kantor berita Xinhua mengutip para pejabat meteorologi. Curah hujan sekitar 200mm diperkirakan akan melanda pusat ekspor Shenzhen, Guangdong, yang berbatasan dengan Hong Kong, Kamis, kata Xinhua. Sekolah-sekolah di sana tutup, Rabu. Otoritas bandara Hong Kong mengatakan penerbangan-penerbangan ditunda. Lebih dari 13.000 kapal kecil dan kapal besar kembali ke pelabuhan menjelang topan itu datang, kata Xinhua. Badai hujan dan banjir,terpusat di China selatan pusat industri menewaskan lebih dari 200 orang tahun ini, dan memaksa hampir 1,7 juta orang mengungsi. Hujan yang terus berlangsung pada musim panas menyebabkan danau-danau besar meluap di China timur sampai pada tingkat berbahaya, yang memicu dikeluarkan peringatan-peringatan banjir di daerah Delta Sungai Yangtze, kata suratkabar China Daily mengutip Kementerian Sumber-Sumber Air. Topan secara reguler menghantam China, Taiwan, Filipina dan Jepang pada bulan-bulan musim panas, yang mengumpulkan kekuatan dari air laut yang hangat sebelum melemah di daratan. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008