Serang (ANTARA News) - Gunung Anak Krakatau (GAK) di perairan Selat Sunda, sepanjang Jumat masih tertutup kabut tebal akibat cuaca buruk yang melanda kawasan tersebut. "Kami belum tahu aktivitas vulkanik Anak Krakatau karena di pesisir pantai Anyer dan Carita tidak terlihat jelas," kata Dani petugas Pemantau Gunung Anak Krakatau di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Jumat. Menurut dia, hampir dua bulan lebih kondisi Anak Krakatau diselimuti kabut tebal menyusul terjadi gelombang besar hingga ketinggian 1,5 meter juga tiupan angin kencang. Oleh karena itu, hingga saat ini Gunung Anak Krakatau tidak tampak aktivitas letusan dan kegempaan vulkanik. Akan tetapi, jika mendekati kawasan gunung tentu terlihat jelas karena masih berlanjut mengeluarkan semburan api pijar serta material vulkanik. "Sampai saat ini kami hanya memberikan rekomendasi satu kilo meter dari titik letusan karena masih berbahaya untuk dikunjungi wisatawan," katanya. Dia menyebutkan, selama status waspada (level II) aktivitas Gunung Anak Krakatau menurun, dibandingkan masih status siaga (level III). Kendatipun sudah turun menjadi status waspada, kaat dia, aktivitas letusan dan kegempaan Anak Krakatau masih fluktuatif. Namun, kemunculan interval letusan dan kegempaan antara dua sampai empat jam. "Kalau dulu pada status siaga (level III) aktivitas letusan dan kegempaan antara tiga sampai 20 menit," kata dia.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008