Jakarta (ANTARA News) - PT Bank BNI Tbk merevisi target pertumbuhan kredit 2008 menjadi 20 persen, lebih kecil dari target sebelumnya yang ditetapkan pada akhir 2007 yang sebesar 24 persen. "Target kredit kami sesuaikan sedikit karena tahun lalu kita prediksi kredit akan tumbuh sekitar 24 persen, kemudian kita sesuaikan menjadi 20 persen karena adanya slowing down sedikit," kata Dirut PT Bank BNI, Gatot M. Suwondo di Jakarta, Selasa. Menurut Gatot, pihaknya yakin dapat mencapai target pertumbuhan kredit 20 persen karena sejak Desember 2007 hingga kuartal pertama dan beberapa bulan kuartal kedua 2008, ada peningkatan penyaluran kredit. "Kita masih yakin bahwa target 20 persen akan tercapai, hanya yang kita jaga adalah kualitas aset itu sendiri, khususnya di konsumer," katanya. Menurut dia, yang terkena dampak dari kenaikan harga minyak adalah mereka yang memiliki penghasilan tetap. "Target 20 persen akan tercapai, kami sudah menyiapkan diri dan sektor riil pun sebenarnya sudah mempersiapkan diri sejak akhir tahun lalu mengenai berbagai kemungkinan yang terjadi di 2008 ini. Jadi tidak kaget," tegasnya. Gatot juga optimis bahwa target coverage resiko sebesar 100 persen akan tercapai selama 2008 ini meski pada Maret 2008 sempat turun hanya mencapai sekitar 80 persen. Pada Juni 2008 sudah kembali ke 100 persen. Mengenai kenaikan suku bunga menyusul kenaikan BI rate, Gatot mengatakan, pihaknya sudah memperkirakan langkah-langkah yang akan ditempuh Bank Indonesia (BI) sejak awal. "Kalau ada kenaikan BI rate, maka otomatis semua juga berubah, tinggal masalah time lag saja, tapi biasanya tiga bulan," katanya. Ia menyebutkan, tingkat suku bunga kredit biasanya sekitar 4 hingga 5 persen di atas tingkat suku bunga deposito. Namun hal itu juga akan tergantung dari jenis kreditnya karena ada perbedaan antara satu jenis dengan jenis lainnya, misalnya antara kredit UKM dengan korporat. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008